News . 27/08/2020, 12:35 WIB
"Ini memerlukan proses yang cukup panjang, karena syarat dari WHO untuk vaksin ini betul-betul ketat. Jadi kemurniannya harus sangat tinggi," katanya.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia mendapat akses terhadap 30 juta vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma sampai akhir 2020.
"Kita berharap sampai akhir tahun kita bisa mempunyai akses terhadap 30 juta vaksin produksi di Biofarma. Ini merupakan inisiatif yang paling depan," katanya.
Tidak hanya itu, pemerintah saat ini juga sedang mengupayakan uji klinik fase ke-3 antara PT Kimia Farma dengan Wuhan Institute Biological Products di Uni Emirat Arab (UEA).
Bahkan Indonesia, juga bekerja sama pengembangan vaksin turut dilakukan oleh Astra Zeneca, Moderna/Institute of Allergy and Infectious Diseases.
"Kerja sama juga dilakukan antara Kalbe dengan Genexine Korea," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah akan memperoleh vaksin sebagai public goods dengan harga direntang USD5-10 melalui GAVI/CEPI.
"Berbagai vaksin ini diharapkan dapat memastikan COVID-19 untuk dihentikan atau dimitigasi," katanya.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com