Warga Menagih Solusi Krisis Air

fin.co.id - 19/08/2020, 05:00 WIB

Warga Menagih Solusi Krisis Air

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

MAROS - Warga pesisir Kabupaten Maros mulai kesulitan air bersih. Warga mulai pasrah dengan kondisi mereka. Sebab, kondisi itu sudah terjadi bertahun-tahun. Ketika sudah memasuki pertengahan tahun, warga mulai membeli air untuk kebutuhan mencuci.

Seperti yang dialami Rabiah, warga Desa Ampekale ini sudah bosan mengeluhkan nasibnyakepada pemerintah.

"Kondisinya ya begini-begini saja, warga tidak bisa berbuat banyak," keluhnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), kemarin.

Pemkab Maros telah mengerjakan proyek pipanisasi ke area pesisir di Kecamatan Bontoa. Hanya saja, proyek tersebut terkesan sia-sia, sebab air bersih tidak sampai ke permukiman.

"Kami butuh air, bukan pipa yang tidak ada airnya,” ujar warga Bontoa Maros, Arung Tri.Bahkan Arung pernah protes. Sebab Maros memiliki banyak sumber air, namun dikuasai pihak tertentu. “Pemerintah lebih mementingkan kebutuhan industri. Padahal itu sumber air kami,” ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Fadli, mengatakan, pihaknya telah melakukan penyaluran air bersih di daerah pesisir secara terbatas. Pihaknya bekerja sama dengan Kodim 1422 Maros.

"Bontoa memang daerah pesisir sehingga selalu kesulitan air bersih," katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana BPBD Maros, Nasrul menambahkan, pihaknya menyalurkan air dua kali seminggu. Selama Juli pihaknya sudah lakukan sebanyak 8 kali dengan 16 truk tangki.

Sedangkan untuk Agustus sudah empat kali penyaluran dengan jumlah 8 truk tangki."Satu mobil tangki berisi 4000 liter lalu kita bagi-bagi kepada warga," katanya. (rin)

Admin
Penulis