MAKASSAR - Pasar Modal Indonesia mencatat perkembangan yang positif dan kinerja tertinggi di antara bursa-bursa ASEAN. Walau pun di tengah pandemi Covid-19 yang membuat dinamika pasar keuangan global mengalami penurunan.
Dari sisi supply, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Agustus 2020 ini berhasil merangkul 35 saham baru. Sekaligus merupakan yang tertinggi di antara bursa ASEAN.
Negara tetangga berada di bawah Indonesia. Di antaranya 11 saham baru di Malaysia, 5 saham baru di Singapura, 4 saham baru di Thailand, dan 1 saham baru di Filipina.
Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020. Terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22 persen dari tahun 2019 lalu, menjadi 3,02 juta investor.
Dari jumlah tersebut, 42 persen di antaranya merupakan investor saham. "Artinya kondisi pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi saham," nilai Kepala BEI Perwakilan Sulsel, Fahmin Amirullah seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), kemarin.
Tidak hanya secara nasional. Di Sulsel juga mencatat pertumbuhan investor. Hingga Juli 2020 jumlah investor di Sulsel menyentuh angka 21.598 dengan nilai transaksinya mencapai Rp1,64 triliun per bulannya.
Angka itu naik berkali lipat jika dibandingkan 2019 lalu dengan jumlah investor hanya di angka 18.243 investor. Nilai transaksinya Rp580,18 miliar.
Kepala Cabang Danareksa Sekuritas, Umar Bin Abd Aziz menilai potensi investor 2020 ini tetap terbuka lebar. "Pertumbuhan investor cukup baik. Artinya investor di Sulsel juga sudah melek investasi," paparnya. (tam/iad)