MAMUJU - Dinas Perdagangan Mamuju (Disdag) bersama Pertamina wilayah Mamuju menutup sejumlah pangkalan elpiji nakal.
Hal tersebut diambil sebagai langkah tegas oleh Disdag dan Pertamina terhadap pangkalan yang melakukan penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Mamuju, Assyabri Rusli, menuturkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi kepada seluruh pihak terkait sanksi tegas menutup pangkalan yang masih nakal, khususnya dalam kota Mamuju.
BACA JUGA: Terang-terangan Hina Islam, Kakek Apollinaris Darmawan Ditetapkan Jadi Tersangka
"Ditutup itu sesuai data kami ada empat sampai lima, yang banyak itu dihentikan penyalurannya sementara," kata Assyabri seperti dikutip dari Sulbar Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup), Senin 10 Agustus.Ia mengaku pihaknya masih menunggu surat dari agen, terkait sanksi pengurangan penyaluran yang dilakukan kepada sejumlah pangkalan yang didapati melakukan pelanggaran.
"Pelanggaranya sudah disampaikan, tinggal menunggu sangsinya kepada mereka dan itu ada puluhan," ucapnya.
Assyabri, menuturkan bahwa sampai saat ini pihaknya telah menyisir sejumlah pangkalan yang ada di Mamuju, menurutnya sisa dua kecamatan.
"Ada 206 pangkalan dan kita sudah sisir beberapa kecamatan dan sisanya itu, Kecamatan Tappalang dan Simboro," ujarnya.
BACA JUGA: Melalui Karya Infrastrukturnya, Brantas Abipraya Sokong Kemajuan Ekonomi
Sementara, Sales Brand Manager IV Sultengbar Pertamina wilayah Sulbar, Ardicho Rahman Fattony, mengatakan dari kerjasama yang dilakukan bersama Disdag adalah mencari pangkalan yang nakal."Salah satunya pangkalan melakukan kesalahan cukup fatal dengan menjual LPG 3 kg di atas harga HET dan kedua penjualan pengecer teralalu banyak sehingga menyebabkan harga lebih tinggi. Salah satu tindakanya yaitu pemutusan hubungan usaha antara agen ke pangkalan," ucapnya.
Namun, dari pemutusan tersebut dirinya menegaskan bahwa bukan berarti alokasi LPG dihentikan tetapi memindahkan ke pangkalan terdekat.
"Sementara kami pindahkan ke pangkalan terdekat dulu, sebagai efek bagi pangkalan lain," kata Ardicho.
Ia menambahkan, secara kuota Mamuju tetap tidak ada pengurangan, berdasarkan data Pertamina pihaknya mengalokasikan tabung sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan oleh Petamina.
"Untuk wilayah Mamuju ada, 25 ribu warga miskin, dan usaha mikro yang menggunakan LPG 3 kg, ada 7 ribu berdasarkan perhitungan warga miskin 1 bulan 3 tabung per warga, untuk usaha mikro 8 tabung per usaha jadi total kebutuhan Mamuju ada 105 ribu tabung perbulan tapi kami alokasikan 190 ribu per bulan," ujarnya.
Sementara untuk ASN, TNI, Polri sesuai dengan imbauan Gubernur Sulbar, dan ditindak lanjuti Bupati Mamuju untuk dibuatkan draf surat agar tidak menggunakan tabung 3 kg. (idr)