Ganjil Genap Bukan Solusi

fin.co.id - 04/08/2020, 08:34 WIB

Ganjil Genap Bukan Solusi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Terpisah, Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) terus meningkat. Terlebih pascalibur Idul Adha.

Dikatakannya penumpang KRL tercatat 72.529 orang atau bertambah 1.204 orang pada Senin (3/8) pukul 07.00 WIB dibandingkan 71.325 orang pada Senin pekan lalu (27/7) di jam yang sama.

“Dari data tiket elektronik PT KCI hingga pukul 07.00 WIB, jumlah pengguna KRL secara keseluruhan tercatat 71.325 pengguna. Angka ini tidak jauh berbeda dari Senin pekan lalu pada waktu yang sama dimana terdapat 72.529 pengguna,” katanya.

Dikatakannya, sejumlah stasiun hingga pukul 07.00 WIB Senin (3/8) pagi ini meningkat penggunanya, antara lain stasiun Bogor, Bojonggede, dan Rangkasbitung.

Di Stasiun Bogor pagi ini terdapat 6.919 pengguna naik enam persen dibanding pekan lalu, di Stasiun Bojonggede 5.529 pengguna naik tiga persen. Di Stasiun Rangkasbitung tercatat 2.301 pengguna naik 27 persen.

“Meski ada peningkatan, namun di stasiun-stasiun lainnya jumlah pengguna cenderung stabil, sehingga situasi di stasiun pagi ini tetap tertib, tidak terdapat lonjakan jumlah pengguna maupun antrean yang melebihi hari-hari sebelumnya,” ujar Anne.

Dikatakannya kondisi tersebut dimungkinkan karena adanya penambahan jumlah perjalanan dimana mulai 1 Agustus lalu PT KCI telah mengoperasikan 971 perjalanan KRL.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo untuk menekan penyebaran COVID-19 yang terus bertambah, memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan kampanye masif pakai masker dalam dua pekan ke depan.

“Saya ingin fokus saja mungkin dalam dua minggu kita fokus kampanye mengenai pakai masker,” katanya di Istana Merdeka.

Presiden mengatakan “case recovery rate” di Indonesia dari data terakhir 61,9 persen yang disebutnya semakin baik dan diharapkan terus meningkat angkanya.

Oleh sebab itu Presiden ingin agar protokol kesehatan dan perubahan perilaku di kalangan masyarakat harus betul-betul menjadi perhatian.

Maka Presiden pun meminta agar kampanye perubahan perilaku itu dilakukan secara bertahap mulai dari tahap awalnya kampanye memakai masker yang masif.

“Nanti dua minggu berikut kampanye jaga jarak atau cuci tangan misalnya, tidak dicampur urusan cuci tangan, urusan jaga jarak, urusan tidak berkerumun, pakai masker kalau barengan,” katanya.

Menurut dia, kampanye yang bersamaan akan sulit ditangkap atau diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Mungkin yang menengah atas bisa ditangkap dengan cepat tapi yang di bawah ini menurut saya memerlukan satu persatu,” katanya.

Admin
Penulis