Nadiem Makarim Minta Maaf

fin.co.id - 30/07/2020, 12:31 WIB

Nadiem Makarim Minta Maaf

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

"Pertama saya menghargai sifat kesatria dari Mas Nadiem, jarang pejabat tinggi kita yang mau mengakui kesalahan dan minta maaf begitu," kata Arifin kepada wartawan, Rabu (29/7).

Menurut Arifin, sebenarnya yang perlu dilakukan Kemendikbud adalah memperbaiki masalah yang ada di program tersebut. Apalagi, dia juga mengakui bahwa sebenarnya program ini merupakan jalan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

"Program ini sebenarnya baik. Kalau memang Mas Nadiem menyadari kesalahannya, segera lakukan langkah-langkah untuk memperbaikinya," ujarnya.

Pihaknya memberi masukan, jika memang program ini tidak dimungkinkan untuk dijalankan dalam waktu dekat, lebih baik ditunda untuk dimatangkan kembali.

"Saya selama ini vokal gitu karena saya sayang sama Mas Nadiem, bukan karena benci. Beliau orang yang potensial. Jangan sampai nanti kontraproduktif dengan potensinya itu," katanya.

Terkait dengan kembalinya LP Ma’arif NU ke dalam POP, dirinya masih belum memutuskannya. Sebab, pihaknya ingin melihat perbaikan yang dilakukan Nadeim, bukan sekadar kata maaf saja.

"Ya kita lihat dulu, ada perbaikan gak, kalau cuma minta maaf ya, kalau di dalam Islam, taubat itu pertama menyatakan kesalahannya, kedua minta maaf, ketiga memperbaiki atau berjanji tidak mengulangi, nah memperbaiki itu loh, konsep Islam itu saja yang saya pakai," tuturnya.

Senada, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Kasiyarno juga mengapresiasi pernyataan Nadiem yang telah meminta maaf kepada NU, PGRI dan Muhammadiyah atas polemik POP. Menurutnya, permintaan maaf Nadiem menunjukkan bahwa dirinya mengakui adanya kelemahan kekurangan dalam menyelenggarakan POP.

Bahkan, Nadiem diakui pihaknya mendatangi Kantor PP Muhammadiyah hari ini, Rabu (29/7) untuk bersilaturahmi sekaligus membahas beberapa kebijakan POP.

Walaupun demikian, pihaknya masih belum menentukan sikap mengenai POP dan akan dibahas secara khusus. "PP Muhammadiyah akan membahas secara khusus dengan Majelis Dikdasmen dan Majelis Dikti dalam waktu dekat," pungkasnya.

POP merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud. Program itu bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta didik.

Dalam program ini, Kemendikbud akan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat yang mempunyai kapasitas meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan. Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp 567 miliar per tahun untuk membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpilih.

Organisasi yang terpilih dibagi kategori III yakni Gajah, Macan dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar/tahun, Macan Rp 5 miliar per tahun, dan Kijang Rp 1 miliar per tahun. (der/fin)

Admin
Penulis