TIGARAKSA – Penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sudah memasuki tahun ketujuh sejak transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan. Saat ini jumlah peserta JKN-KIS sebesar 223 juta yang terbagi dalam beberapa segmen kepesertaan.
Agus Prasetyo (22) adalah salah satu dari ratusan juta peserta JKN-KIS yang dapat menikmati manfaat program ini. Pemuda kelahiran Ngawi ini termasuk dalam peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang iuran tiap bulannya sebesar 5% dari gaji dan tunjangan tetap dengan pembagian 1% dibayarkan oleh pekerja dan 4% dibayarkan oleh pemberi kerja atau perusahaan tempat Agus bekerja.
BACA JUGA: Hanafi: JKN-KIS Merupakan Harapan Bagi Penderita Thalassemia
“Memang sudah kewajiban saya sebagai penduduk Indonesia untuk menjadi peserta JKN-KIS. Karena saya pekerja, iuran setiap bulannya dibayarkan langsung oleh perusahaan kepada BPJS Kesehatan melalui mekanisme pemotongan gaji,” ujar Agus ketika ditemui di Cikupa, Kamis (12/03).Agus menambahkan sebelum bekerja, ia merupakan peserta JKN-KIS dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Sebagai warga negara Indonesia yang taat aturan, Agus sangat paham bahwa ketika ia mempunyai penghasilan dari pekerjaannya, ia harus melepaskan bantuan iuran dari pemerintah tersebut.
“Dulu ketika saya belum bekerja, kehadiran pemerintah dalam bentuk pembayaran iuran JKN-KIS sangat membantu sekali. Sekarang ketika saya sudah memiliki penghasilan sendiri, saya harus membalas budi kepada pemerintah dengan cara membayar iuran JKN-KIS saya sendiri,” tutur anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Agus mengaku sejak awal ia memiliki jaminan kesehatan, baik di segmen PBI maupun PPU, belum pernah sekalipun ia memanfaatkan Program JKN-KIS. Ia sangat bersyukur selalu diberikan kesehatan sehingga iuran JKN-KIS yang ia bayarkan bisa membantu peserta JKN-KIS lainnya yang sedang sakit.
“Saya ikhlas gaji saya dipotong untuk membayar iuran JKN-KIS setiap bulannya meskipun saya tidak pernah menggunakan KIS untuk berobat. Program JKN-KIS ini ‘kan program gotong royong. Jadi, iuran yang saya bayarkan bisa dimanfaatkan orang lain yang sedang sakit. Jadi, sebenernya program ini bisa menjadi ladang amal kita juga,” ucap Agus sambil tersenyum.
Agar semangat gotong royong ini semakin terasa, Agus mengajak masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS untuk segera mendaftarkan dirinya. Kemudian, ia mengingatkan jangan lupa bayar iuran rutin. Menurutnya sakit itu mahal, jadi harus sudah punya persiapan untuk menghadapinya jika datang sewaktu-waktu dengan cara memiliki jaminan kesehatan.
(Adv/Mul/Fin)