News . 24/07/2020, 10:00 WIB
JAKARTA - Korea Selatan akhirnya masuk ke jurang resesi setelah ekonomi di kuartal II 2020 mengalami kontraksi, dengan merosotnya ekspor yang tajam akibat krisis pandemi Covid-19.
Dikutip dari Trading Economics, Bank Korea pada Kamis (23/7) menyatakan, bahwa ekonomi negara menyusut dengan penyesuaian musiman sebanyak 3,3 persen pada Juni dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Angka tersebut merupakan kontraksi paling tajam sejak kuartal pertama 1998.
Kegiatan ekspor barang dan jasa yang menyumbang hampir 40 persen perekonomian anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Sementara secara tahunan, PDB negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Namun YoY, ekonomi masih tumbuh di kuartal-I 1,4%.
Walaupun begitu, analis dan pembuat kebijakan Korea Selatan mengatakan, bahwa pihaknya berupaya untuk melakukan pemulihan ekonomi yang memungkinkan dan lebih cepat dibanding dengan negara-negara lain di kawasan.
"Memungkinkan bagi kita untuk rebound seperti China pada kuartal ketiga selagi pandemi melambat serta aktivitas produksi di luar negeri, sekolah, dan rumah sakit yang kembali berjalan," ujar Menteri Keuangan Korea Selatan, Hong Nam-ki.
Menurut Nam-ki, data itu merujuk pada perekonomian Cina yang kembali tumbuh pada kuartal kedua usai terperosok tajam selama kuartal pertama karena menjadi episentrum awal wabah Covid-19.
"Bagian terburuk nampaknya telah usai. Base effect dan pembiayaan fiskal dari anggaran tambahan akan meningkatkan investasi," kata Park Sung-hyun, analis dari perusahaan HI Investment & Securities.
Untuk keseluruhan selama 2020, analis memperkirakan perekonomian akan turun rata-rata 0,4 persen, namun Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan kontraksi yang bahkan lebih dari 2,1 persen.
Pekan lalu, gubernur Bank Korea menyebut, bahwa revisi yang lebih besar dari proyeksi 0,2 persen yang dinyatakan sebelumnya untuk penurunan ekonomi 2020 sebagai hal yang tidak dapat dihindari.
Sementara itu, Peneliti Senior INDEF, Aviliani menilai, bahwa resesi ekonomi yang menghantam Korea Selatan akan menguntungkan Indonesia.
Menurutnya, hal ini akan semakin banyak perusahaan luar yang akan memindahkan investasinya dari Negeri Ginseng ke Indonesia. Hal ini terbukti dari beberapa perusahaan, terutama perbankan yang berkomitmen menanamkan dananya di RI.
"Dengan Korea Selatan resesi, malah kita (Indonesia) akan diuntungkan karena banyak investasi yang masuk," katanya.
Menurut Aviliani, dibandingkan dengan negara-negara lainnya, Indonesia memiliki potensi pemulihan yang lebih baik usai pandemi corona.
"Kalau pun Indonesia mengalami kontraksi selama 6 bulan berturut-turut dan masuk ke jurang resesi, dunia akan menilai resesi yang menimpa RI akibat dari kurangnya belanja anggaran pemerintah," tuturnya.
Terlebih lagi, lanjut Aviliani, jika pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat selamat dari resesi, maka Indonesia berpeluang menjadi ladang subur investasi asing.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com