Guru Penggerak Belum Dibuka untuk Wilayah 3T

fin.co.id - 15/07/2020, 08:35 WIB

Guru Penggerak Belum Dibuka untuk Wilayah 3T

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan pserta program Guru Penggerak angkatan pertama diikuti 2.800 calon guru penggerak.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril mengatakan, bahwa guru-guru yang mendaftar tidak dibatasi. Boleh dari guru sekolah negeri, swasta. Maupun PNS maupun non-PNS.

"Pelan-pelan kami terus mengadakan perbaikan, sehingga bisa tumbuh secara eksponensial. Untuk pendaftaran sendiri dapat dilakukan di laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/," kata Iwan di Jakarta, Selasa (14/7)

Iwan menuturkan, pendaftaran program guru penggerak resmi dibuka Senin, 13 Juli 2020. Kemendikbud sudah menetapkan 56 kabupaten/kota, 24 provinsi untuk pogram tahap pertama. Masing-masing daerah akan mengirimkan 50 calon guru penggerak.

"Seleksi program guru penggerak ini tidak mudah. Makanya, mereka yang mengikuti program ini harus mempunyai keinginan besar untuk menjadi pemimpin pendidikan, Mental yang tangguh, berani berinovasi," tuturnya.

Menurut Iwan, pemimpin-pemimpin pendidikan saat ini sangat dibutuhkan untuk mengangkat kualitas pendidikan. "Makanya, perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah agar lulusan program ini menjadi pemimpin di ekosistem pendidikan nasional," imbuhnya.

Namun, dalam program pertama ini, kata Iwan, Kemendikbud belum membuka program Guru Penggerak untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Program ini juga belum dibuka untuk daerah yang menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Menurutnya, kebijakan itu diambil atas dasar pertimbangan efektivitas. Terlebih, program guru penggerak belum efektif diterapkan di wiayah 3T maupun yang akan menggelar Pilkada.

"Tahap awal masih pilot project, kami juga menghindari daerah ada Pilkadanya. Kita tahu Pilkada bisa menggangu dinamika. Beberapa hal itu kita hindarkan dulu," katanya.

Menurut Iwan, tahap awal program ini digarap dengan sangat hari-hati dengan prinsip inovasi. Dengan begitu, bisa melihat keberhasilan dari semua yang direncankan. Program ini nantinya akan dilaksanakan secara massal di seluruh Indonesia.

"Angkatan pertama sampai angkatan enam itu sudah bisa cover di semua daerah di Indonesia, tapi tetap ada proporsi Indonesia timut, barat, dan tengah," terangnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makariem mengatakan, bahwa Guru Penggerak merupakan ujung tombak transformasi pendidikan di Tanah Air dalam mencapai tujuan Merdeka Belajar yakni Pelajar.

"Guru Penggerak sebenarnya adalah program pelatihan, identifikasi, pembibitan, calon pemimpin pendidikan di masa depan. Mereka adalah agen perubahan, yang pada masa depan menjadi calon kepala sekolah, calon pengawas, dan calon pelatih guru," kata Nadiem.

Nadiem mengatakan, bahwa program Guru Penggerak ini terbuka bagi semua guru, baik PNS maupun nonPNS. Namun yang terpenting adalah, memiliki jiwa untuk membawa perubahan di luar sekolahnya.

"Ini terbuka untuk semua jenis status guru baik di swasta, honorer, PNS yang penting jiwa kepemimpinan mereka, hati mereka dan juga kompetensi mereka," ujarnya.

Admin
Penulis