JAKARTA - Salah satu ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari virus corona asal Hong-Kong, Li-Meng Yan mengungkapkan, bahwa Cina sebenarnya sudah mengetahui tentang infeksi mematikan itu jauh sebelum diklaim.
Yan merupakan seorag ahli virologi dari Hong Kong, yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) saat pandemi virus corona pada April lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Jumat (10/7/2020), Yan, yang memiliki spesialisasi dalam bidang virologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong, mengatakan pengawasnya mengabaikan penelitiannya yang sedang dilaksanakan ketika pandemi baru saja dimulai yang menurutnya bisa saja menyelamatkan banyak nyawa.
"Alasan saya datang ke AS adalah karena saya menyampaikan pesan kebenaran Covid," katanya kepada Fox News dari lokasi yang tidak disebutkan, menambahkan bahwa dia "akan menghilang dan dibunuh" jika dia berusaha menceritakan kisahnya di Cina.
Pada penelitiannya, Yan diminta oleh atasannya, Dr Leo Poon, tahun lalu untuk melihat sekelompok kasus mirip SARS yang muncul dari daratan Cina.
“Pemerintah Cina menolak untuk membiarkan para pakar luar negeri, termasuk yang ada di Hong Kong, melakukan penelitian di Cina," katanya.
"Jadi saya menoleh ke teman-teman saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," lanjutnya.
Yan, yang tumbuh di Cina, memanfaatkan jaringan kontak profesionalnya yang bekerja di lembaga medis di sana. Seorang teman ilmuwan yang bekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Cina, yang tahu tentang kasus-kasus itu, pada Desember diduga memberi tahu Yan tentang penyebaran manusia ke manusia jauh sebelum Tiongkok atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) WHO mengakui kemungkinan itu.
Ketika Yan memberi tahu atasannya, "dia hanya mengangguk", katanya, menyuruhnya untuk terus bekerja. Yan menyadari, bahwa kolega-koleganya di Cina segera berhenti berbicara tentang virus dan tidak akan membahas masalah ini.
"Kita tidak bisa membicarakannya, tetapi kita perlu memakai masker," ujar Yan.
Ketika jumlah kasus penularan dari manusia ke manusia meledak, Yan memutuskan untuk meninggalkan Hong Kong, menyelinap di tengah malam 28 April untuk mengejar penerbangan Cathay Pacific ke AS.
Yan sekarang bersembunyi dan mengklaim, bahwa pemerintah Cina berusaha untuk menodai reputasinya, menuduh "preman pemerintah" melakukan serangan siber terhadapnya untuk membuatnya tetap diam. (der/fin)