TIGARAKSA – Ketika ditemui di RSUD Kabupaten Tangerang, Selasa (25/02), Dealova Zofia Gasani (10) baru saja selesai melakukan transfusi darah. Gadis kecil tersebut rutin menjalani transfusi darah karena menderita thalassemia.Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai oleh produksi hemoglobin dengan bentuk abnormal, berukuran terlalu kecil, atau dalam jumlah yang tidak memadai. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut balik karbon dioksida ke paru-paru untuk dikeluarkan.
Akibat kegagalan memproduksi hemoglobin dengan baik ini, seorang penderita thalassemia lebih mudah lelah dan mengalami anemia. Untuk mengatasinya, ia harus rutin melakukan transfusi darah.
BACA JUGA: Maskapai Nasional Terancam Bangkrut
“Anak saya ini rutin menjalani transfusi darah tiga sampai empat kali seminggu. Terkadang kalau kondisi tubuhnya sedang tidak baik, transfusi darah bisa dilakukan lebih cepat dari jadwal rutin,” ungkap ayah dari Dealova, Asep Saepudin (35).Asep menceritakan ia selalu memanfaatkan Program JKN-KIS untuk perawatan kesehatan anaknya. Ia mengaku selama anaknya menjalani perawatan menggunakan jaminan kesehatan dari pemerintah, tidak pernah mengalami kendala yang signifikan, baik dari segi pelayanan maupun obat-obatan.
“Alhamdulillah tidak ada permasalahan yang signifikan. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat baik. Iur biaya pelayanan kesehatan juga tidak pernah. Thalassemia ini salah satu penyakit yang harga obat-obatannya relatif tinggi. Jadi, beruntung sekali sudah menjadi peserta JKN-KIS ini,” tutur ayah dari tiga orang anak yang berprofesi sebagai tenaga pendidik ini.
Kehadiran Program JKN-KIS di Indonesia ini, menurut Asep cukup membantu, khususnya bagi peserta JKN-KIS yang memiliki penyakit yang memerlukan pengobatan seumur hidup seperti thalassemia ini. Ia berharap semoga kualitas pelayanan bagi peserta JKN-KIS terus meningkat dan tidak ada lagi stigma negatif ketika berobat menggunakan JKN-KIS.
“Harapan saya semoga Program JKN-KIS ini terus ada dan bisa membantu semua masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus memikirkan biaya. Kontribusi peserta JKN-KIS juga diperlukan melalui pembayaran iuran rutin setiap bulannya. Semoga dengan gotong royong antara pemerintah, BPJS Kesehatan, peserta JKN-KIS, dan yang lainnya dapat membuat program ini terus hidup dan kualitas pelayanan meningkat,” tutup Asep.
(Adv/Mul/Fin)