Intensif Tenaga Medis Corona Belum Dibayar

fin.co.id - 26/06/2020, 12:15 WIB

Intensif Tenaga Medis Corona Belum Dibayar

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAMBI – Hingga saat ini, para tenaga medis masih terus berjuang menghadapi pasien yang terpapar covid-19, di rumah sakit rujukan covid di Provinsi Jambi. Namun, sampai saat ini mereka belum sama sekali mendapatkan intensif yang sudah dijanjikan.

Hal tersebut juga dibeberkan salah satu dokter di RSUD Raden Mattaher Jambi yang menangani pasien covid-19. Ikalius namanya, kata dia saat dikonfirmasi Jambi Independent mengatakan sejak awal hingga saat ini belum sedikit pun menerima intensif tersebut.

“Kita belum ada dapat, katanya sekarang masih dihitung-hitung di rumah sakit, dan sudah ada tiga kali rapat soal intensif,” kata dia seperti dikutip dari Jambi Independent (Fajar Indonesia Network Grup), Rabu (24/6).

Lanjutnya, memang untuk saat ini pihak rumah sakit telah melakukan pendataan pada perawat dan dokter yang menangani pasien covid-19. Namun hampir empat bulan belum menerima intensif tersebut. “Kurang tahu juga seperti apa,” tambahnya.

Selain itu, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jambi, Rudy M Harahap mengatakan untuk saat ini Provinsi Jambi yang belum mengajukan atau menganggarkan intensif untuk tenaga kesehatan dan klaim rumah sakit ke pusat. Memang diakui, ini memang di tengah pendemi covid-19 di Provinsi Jambi UMKM dan UKM atau sektor ekonomi yang mulai melemah.

“Nanti kita akan upayakan secara bertahap dan akan kita bahas untuk perbaikan sektor ekonomi ini,” kata dia. Selaian itu, Pj Sekda Provinsi Jambi Sudirman mengatakan, persoalan intensif tersebut terjadi tak hanya di Provinsi Jambi, namun ini terjadi di skala nasional tenaga medis ini belum menerima intensif daerah.

“Persoalannya adalah regulasi di Kemenkesnya yang masih banyak belum dipahami daerah,” kata Sudirman. Khusus di Provinsi Jambi sendiri dana atau intensif yang akan dibagikan kepada tenaga medis tersebut, juga memiliki persoalan yang sama, dan arah serta rambu-rambunya dari Kemenkes. “Intensif juga belum dibayarkan karena memang kajian dan implementasi yang juga belum dipahami,” tandasnya. (slt)

Admin
Penulis