Harga Anjlok, Petani Rugi

fin.co.id - 26/06/2020, 12:55 WIB

Harga Anjlok, Petani Rugi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

MAKASSAR - Harga sejumlah komoditas di Sulsel anjlok. Kondisi ini membuat petani merugi besar.

Harga yang paling anjlok adalah komoditas cabai. Baik cabai rawit, maupun besar. Petani hanya mendapatkan bayaran Rp2.500-Rp3.000 per kilogram.

Salah seorang petani di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Syamsia, mengaku sebelum pandemi Covid-19 harga sempat melambung di atas harga normal.

"Sebelum korona itu pernah mahal sekali hingga Rp47 ribu per kilogram," katanya, kemarin seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).

Harga yang anjlok ini pun diakui diperparah dengan turunnya minat pedagang membeli cabai petani. Sehingga membuat cabai petani tidak dipanen.

Harga ini pun membuat Syamsia rugi besar karena modal tanam tidak kembali. "Rugi sekali karena modal saja tidak kembali kalau harga begini," keluhnya.

Harga anjlok juga dirasakan petani di Gowa. Bahkan, menurut salah satu petani di Kecamatan Tombolo Pao, Zainal, harga pernah turun hingga Rp2.000 per kilogram.

Selain cabai, harga tomat buah juga turun drastis. Sekarang, harga dipetani hanya di kisaran Rp1.500 sampai Rp2.000 perkilogram atau Rp35 ribu per kantong (ukuran 20 kg).

Kondisi harga yang anjlok juga terasa di Makassar. Berdasarkan data hasil pantauan Dinas Perdagangan Kota Makassar, kemarin rata-rata harga cabai di pasar saat ini hanya Rp8.000 per kilogram. Begitupun harga tomat.

Kondisi ini diakaui Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kota Makassar, Sri Rejeki, karena dampak wabah virus korona. "Stoknya memang lagi banyak dan pedagang belinya juga murah dan kurang permintaan," kata Sri. (mum-tam/zuk)

Admin
Penulis