News . 23/06/2020, 12:07 WIB

Korsel Dihantam Gelombang Kedua

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Korea Selatan sedang mengalami gelombang kedua wabah virus corona (Covid-19). Para penderitadi Negeri Gingseng bermunculan kembali sejak Mei setelah pelonggaran lockdown.

Ini merupakan pertama kalinya Korsel secara resmi menyebutkan istilah gelombang kedua virus corona. Sebelumnya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) menyatakan, negaranya belum selesai dari gelombang pertama.

Namun Direktur KCDC Jeong Eun Kyeong memperbarui pernyataan, gelombang kedua dimulai sejak musim libur pada awal Mei disertai dengan kemunculan kasus baru di Seoul.

“Di wilayah metropolitan, kami yakin bahwa gelombang pertama berlangsung dari Maret hingga April, juga dari Februari ke Maret. Lalu kami mengamati bahwa gelombang kedua, yang dipicu sejak liburan pada Mei sedang belangsung,” kata Jeong, dikutip dari Reuters, Selasa (23/6/2020).

Korsel melaporkan puncak kasus Covid-19 dengan penambahan lebih dari 900 kasus dalam sehari. Catatan tersebut merupkan yang tertinggi di luar China.

Upaya pencegahan yang dilakukan terus menerus membuahkan hasil, di mana kasus menurun drastis menjadi hanya satu digit pada April. Kasus kembali bermunculan pada awal Mei setelah adanya pelonggaran, terutama di kawasan padat Seoul.

“Kami awalnya memperkirakan gelombang kedua akan muncul di musim gugur atau musim dingin. Perkiraan kami ternyata salah. Selama orang menjalin kontak dekat dengan yang lain, kami yakin infeksi akan terus berlanjut,” tuturnya.

Sementara itu, kota terbesar kelima di Korea Selatan, Daejeon, kembali memberlakukan pembatasan sosial yang ketat setelah menemukan sejumlah kluster kasus baru.

Publik dilarang berkumpul di tempat-tempat umum seperti museum, gedung olahraga dan perpustakaan. Dua puluh dua tempat ibadah milik Gereja Yesus Shincheonji, yang menjadi pusat penyebaran virus pada bulan Februari, juga ditutup.

Di Seoul, wali kota setempat juga melakukan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua terjadi di ibu kota.

Dijelaskan pembatasan sosial secara ketat mungkin akan diberlakukan lagi, jika penularan rata-rata mencapai 30 kasus per hari selama tiga hari mendatang dan tingkat hunian tempat tidur sakit melebihi 70%.

Sejauh ini Korea Selatan tidak sampai memberlakukan karantina wilayah secara nasional dan sebaliknya mengandalkan pembatasan sosial secara sukarela. Negara itu juga gencar menerapkan strategi pelacakan, penelusuran dan pengetesan untuk memerangi virus.

Sejak kasus pertama virus corona dilaporkan di Korea Selatan pada tanggal 20 Januari, 280 pasien meninggal dunia akibat penyakit Covid-19. Total terdapat lebih dari 12.000 kasus dan diperkirakan masih ada 1.277 kasus aktif di negara itu.

Pada Minggu (21/6/2020), Korsel melaporkan penambahan 17 kasus virus corona dalam sehari, angka terendah sejak sebulan terakhir. Dua hari sebelumnya ada penambahan 48 dan 67 kasus berturut-turut.

Sejauh ini Korsel melaporkan 12.438 kasus Covid-19, sebanyak 280 di antaranya meninggal. (der/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com