News . 17/06/2020, 04:35 WIB

Menanti Solusi Masalah Pertimahan di Tengah Pandemi

Penulis : Admin
Editor : Admin

PANGKALPINANG - Kembali bergairahnya pertimahan Bangka Belitung (Babel) diyakini menjadi alternatif untuk membangkitkan perekonomian yang kian terpuruk, khususnya di saat Babel diterpa pandemi Virus Corona (Covid-19). Memang tak sedikit pengaruh ketika perusahaan peleburan timah ini beroperasi, selain dapat mengembalikan pekerjaan bagi masyarakat, geliat perekonomian pun diperkirakan tumbuh serta menjadi pemasukan bagi daerah dan negara lewat pajaknya.

Hal ini pun disuarakan dalam spanduk yang terpasang di perkantoran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel yang mewakili jeritan masyarakat. Spanduk ini pun direspon oleh anggota DPRD Babel, Aksan Visyawan. Anggota Komisi III ini mengaku sepedapat dengan isi spanduk tersebut. Bahkan dengan lantang, politikus Partai Keadilan Sejahteran (PKS) ini mendesak Pemprov Babel untuk turun tangan mengatasi masalah ini.

"Pemerintah yang mempunyai kebijakan harus mengetahui bahwa masyarakat butuh makan. Harus tahu itu, sudah tugasnya sebagai pengambil kebijakan karena rakyat sudah membayar pajak," katanya seperti dikutip dari Babel Pos (Fajar Indonesia Network Group), Senin (15/6).

Babel merupakan daerah penghasil timah. Menurut Aksan, sumber daya alam tersebut dapat menjadi suatu altenatif untuk antisipasi di situasi krisis saat pandemi Covid-19.

"Pemerintah harus bisa mengantisipasi itu dan melihat bahwa masyarakat ini harus tercukupi makanya harus ada pekerjaan bagi mereka. Apalagi di situasi pandemi ini, pemerintah harus jeli melihat bahwa masyarakat butuh pekerjaan. Butuh makan lah, kasarnya," kata Aksan.

"Oke lah ada bantuan pemerintah, tapi itu hanya sekali. Dan cukup sampai kapan sih, dua tiga hari saja selesai dan mereka harus mencari makan dan berkelanjutan. Ini ketimpangan orang tidak bekerja. Jika perekonomian membaik ini jelas akan mencover yang lainnya juga," jelasnya lagi.

Oleh karena itu, Aksan berpendapat agar pontesi pertimahan ini harus diatur. Ia menyarankan agar Pemprov Babel dapat menyiasati berkenaan hal-hal yang menyulitkan beroperasionalnya sektor pertimahan di Babel. Ia pun mendukung ada kelonggaran terhadap aturan yang menghambat beroperasinya sektor pertimahan di Babel.

"Saya setuju dalam artinya itu diatur. Jangan sampai di satu sisi dibunuh mata pencaharian mereka, di satu sisi kita juga tidak boleh sembarangan. Ini harus diatur, dan pemerintah yang harus turun tangan mengatur masyarakatnya," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Babel, Azwari Helmi. Menurutnya, penanganan yang cepat dan tepat untuk pemulihan perekonomian di Babel adalah sektor pertimahan. Sudah takdirnya ekonomi Babel itu adalah pertimahan.

"Karena memang dari dulu, sejak zaman Belanda, banyak masyarakat bergantung hidupnya dengan timah. Sudah takdirnya Babel itu adalah timah, kalau Papua dengan emasnya. Jadi saya berkeyakinan, timah lah yang tepat untuk memulihkan ekonomi Babel saat ini," pungkasnya. (jua)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com