JAKARTA - Ponsel mulai berisik. Bersahutan tak henti beberapa menit. Ada kabar duka. Dari salah satu teman di Group Inaker (Indonesia Kerja) ucapan bela sungkawa silih berganti. Bersahutan.
Isinya, beragam. Tapi salah satu postingan yang dilempar ke group WhatsApp itu memperlihatkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memberikan ucapan bela sungkawa untuk sang paman.
Sabtu (13/6) sekitar 19.30 WIB Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo berpulang. Dan jenazahnya akan disemayamkan di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Itu salah satu kabarnya.
Serentak pemberitaan media online dan postingan banyak orang di media sosial pun kian ramai. Malam itu, kabar duka menyelimuti Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Sang jenderal (Purn) itu merupakan adik ipar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Atau adik dari almarhumah Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), ibu negara RI itu dikenal sebagai salah satu tokoh militer di Indonesia yang pernah menduduki jabatan strategis.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebutkan jenazah disemayamkan di rumah duka, Komplek Puri Cikeas Indah, Bogor. ”Untuk rencana pemakaman menyusul,” ujar AHY dalam keterangan tertulis yang diterima.
Sumber lain menyebutkan, jenazah Pramono rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (14/6).
Tak lupa pula AHY meminta masyarakat membukakan pintu maaf atas kesalahan yang dilakukan Pramono semasa hidup, seraya mendoakan almarhum kusnul khatimah, diterima segala amal ibadah dan pengabdiannya, dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Dengan wafatnya sang jenderal tentu saja bendera setengah tiang akan dikibarkan jajaran TNI AD selama tujuh hari sejak hari pemakamannya. ”Ini sebagai bentuk penghormatan dan duka cita atas kehilangan salah satu putra terbaiknya,” demikian Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjend TNI Nefra Firdaus dalam keterangan tertulisnya.
Ya. Pramono Edhie Wibowo orang beken. Berbagai jabatan di lingkup TNI pernah diembannya, seperti Komandan Jenderal Kopassus, Pangdam III Siliwangi, Pangkostrad, hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).
Ia sendiri berasal dari keluarga TNI. Darah militer Pramono mengalir dari sang ayah, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Prabowo yang dikenal dalam penumpasan Gerakan 30 S/PKI yang kala itu menjabat Komandan RPKAD (kini Kopassus).
Dengan latar belakang keluarga yang juga berasal dari militer, perjalanan karier lulusan Akademi Militer angkatan 1980 itu di kancah militer terbilang cukup bersinar
Selepas lulus Akmil, Pramono ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) TNI AD, perwira Operasi Grup I Kopassandha pada tahun 1981, dan Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha pada 1984.