News . 10/06/2020, 09:15 WIB

Covid-19, Pendapatan Pekerja Manufaktur Hilang Rp40 T

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan pendapatan pekerja di sektor manufaktur selama pandemi virus corona atau Covid-19 telah hilang sekitar Rp40 triliun.

Dia menuturkan, dalam sektor industri manufaktur terdapat 9,8 juta hingga 10 juta tenaga kerja. Namun karena ada Covid-19 maka rata-rata pekerja yang bertahan sekitar 50 persen. Lima juta orang ini bisa saja dirumahkan atau bekerja paruh waktu.

Lanjut dia, rata-rata orang bekerja dalam satu Minggu menghabiskan waktu 40 jam. Selama penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga pekan ketiga Mei 2020., maka ada 400 ribu jam kerja yang hilang. Nah, jika dikalikan dengan 10 juta pekerja dalam keadaan normal, akan ada 4 miliar jam kerja yang hilang di sektor manufaktur.

"Kalau satu jam kerja dibayar dengan Rp20 ribu saja, itu artinya yang hilang kira-kira sekitar Rp80 triliun, dibagi dua karena separuh tenaga kerja jadi Rp40 triliun. Jadi Rp40 triliun daya beli pada bulan itu hilang," katanya. "Gampangnya kita ambil 400 ribu jam saja dalam 10 Minggu. Kali 10 juta (orang pekerja manufaktur), artinya 4 miliar jam kerja. Ini 4 miliar jam kerja hilang," paparnya dalam video daring, kemarin (9/6).

Kondisi demikian, katanya, akan berpengaruh terhadap sektor lain. Misalkan, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor usaha ini sangat terdampak wabah corona lantaran sepi pembeli. "Jadi jumlah itu berkurang dengan sendirinya, pembeli UMKM berkurang, dan akibatnya terus sampai ke tingkat paling bawah," jelasnya.

Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya optimis industri manufaktur akan kembali menggeliat ke posisi 51,9 dalam waktu tiga bulan ke depan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Pemerintah akan mendorong dengan berbagai macam strategi dan kebijakan agar Indeks Manajer Pembelian (PMI) kembali ke level tertinggi," kata Agus.

Dia berharap, sektor industri manufaktur akan kembali beroperasi dengan normal setelah PSBB selesai atau saat new normal. Bedasarkan Survei IHS Market, PMI manufaktur Indonesia periode April 2020 turun ke level 27,5, lebih rendah dibanding Maret yang berada di posisi 45,3. Penurunan ini tercatat sebagai terendah sepanjang sejarah. Selian itu, kinerja manufaktur Indonesia tercatat terendah di ASEAN, di bawah Myanmar dengan skor indeks sebesar 29,0 dan Singapura 29,3.

Adapun penurunan ini terjadi karena berkurangnya aktivitas dan output produksi selama pandemi corona serta pemberlakuan PSBB.(din/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com