News . 08/06/2020, 12:34 WIB

Maksimalkan Edukasi Rapid Test

Penulis : Admin
Editor : Admin

MAKASSAR - Masyarakat harus mendapat edukasi penanganan Covid-19 yang lebih maksimal. Termasuk edukasi manfaat rapid test untuk pencegahan meluasnya penyebaran virus korona.

Tugas pemerintah, khususnya Pemkot Makassar agar lebih mengedukasi masyarakat. Ramainya penolakan melakukan rapid test Covid-19 dapat memperlambat upaya pemulihan.

Beberapa warga di sejumlah wilayah di Makassar ramai-ramai menolak upaya tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk melakukan rapid test. Ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan rapid test hingga tudingan hanya menjadi celah bisnis.

Sebut saja di Jl Kandea, Jl Dakwah, Jl Tinumbu, dan sejumlah lorong di Rappocini. Di lorong-lorong daerah tersebut, warga memasang palang jalan dan spanduk penolakan.

Ada juga warga di Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate yang menolak melakukan rapid test dengan menutup pintu rumah.

Penolakan dalam bentuk pengusiran petugas juga terjadi di Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala saat para petugas hendak melakukan rapid test. Peristiwa tersebut banyak direkam dan diabadikan di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Makassar, Ari Ashari Ilham meminta jajaran pemerintahan mulai dari level kecamatan, kelurahan hingga RT/RW turun langsung melakukan edukasi kepada warganya.

Penolakan tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut. Harus ada langkah pendekatan yang dilakukan supaya warga bisa paham.

''Saya dengar terjadi penolakan. Ada informasi keliru yang diperoleh masyarakat bahwa penanganan Covid-19 ini sudah ada bisnis. Kalau divonis positif, banyak biaya ditanggung. Ini penting diluruskan secepatnya,'' ungkap Ari, Minggu, 7 Juni.

Anggota Komisi A DPRD Makassar ini khawatir jika warga tidak kooperatif melakukan rapid test, maka langkah Gugus Tugas Covid-19 memetakan penyebaran Covid-19 akan sulit terlaksana.

''Ini secepatnya harus ditanggapi. Camat, lurah, hingga RW/RT harus dekati warga dan berikan penjelasan yang sebenarnya,'' paparnya.

Camat Tamalate, Hasan Sulaiman, mengakui adanya penolakan dari sejumlah warga untuk melakukan rapid test. Ia mengaku terus melakukan langkah persuasif untuk mengajak warga melakukan rapid test.

''Intinya kami sudah imbau, ajak mereka secara persuasif. Kalau tidak mau ya sudah. Lagian kan itu gratis,'' paparnya.

Namun, pihaknya menegaskan edukasi kepada seluruh warga masih terus dilakukan. Memakai masker, rajin cuci tangan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

''Kita edukasi masyarakat sekitar supaya tidak melaksanakan aktivitas di luar. Begitupun masyarakat di sekitarnya (zona merah) tidak melakukan interaksi,'' tegasnya. (abd-ism)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com