News . 03/06/2020, 08:39 WIB

Eka Eki

Penulis : Admin
Editor : Admin

Floyd berteriak-teriak. "Tidak bisa bernafas, tidak bisa bernafas," Floyd mengiba. Lalu memanggil nama ibunya yang jauh di Texas --tiga jam penerbangan dari Minneapolis.

Teman Chauvin meminta agar posisi Floyd dibalik. Agar bisa bernafas. "Kalau ia bisa berteriak berarti bisa bernafas," jawab Chauvin.

Teman Floyd mem-video adegan itu. Tersebar luas. Viral. Dihitunglah berapa lama lutut Chauvin menekan leher Floyd: 8 menit lebih.

Floyd tidak berteriak lagi. Diam.

Chauvin minta temannya mengecek detak nadi Floyd.

"Tidak ada lagi," jawab temannya.

Barulah Floyd dilepaskan. Lunglai. Dibawa ke rumah sakit terdekat: sudah meninggal.

Chauvin dan temannya hanya dibebas-tugaskan. Masyarakat pun demo. Membawa berbagai poster. Banyak yang bunyinya: "tidak bisa bernafas!".

Di hari ketiga --setelah demo menjadi rusuh-- barulah Chauvin ditahan. Dengan tuduhan tadi.

Kini ganti Trump menuduh Antifa: teroris.

Mungkin bisa ganti Antifa yang akan menuduh Trump: rasis! Kalau sempat.(*)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com