News . 28/05/2020, 10:14 WIB

Industri Makanan Paling Diminati Investor

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Selama lima tahun terakhir sejak 2015 hingga kuartal I/2020 industri makanan tercatat paling diminatii investor. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi industri makanan mencapai Rp293,3 triliun atau 21,7 persen dari total investasi sektor manufaktur sebesar Rp1.348,9 triliun

Kemudian di peringkat kedua, ada investasi industri logam dasar; barang logam, bukan mesin; dan peralatannya mengekor dengan total Rp266,7 triliun. Berikutnya di peringkat ketiga, investasi industri kimia dan farmasi dengan nilai investasi Rp243,9 triliun. Selanjutnya, industri mineral nonlogam Rp109,3 triliun. Lalu, di peringkat lima, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp106,4 triliun.

Peningkatan realisasi investasi lantaran didukung oleh kemajuan teknologi dan internet sehingga proses produksi lebih efisien. Selain itu, didukung kemudahan letak geografis dan pasar domestik yang menjadikan hub manufaktur di wilayah ASEAN.

"Angka-angka ini menjadi refleksi bahwa tidak bisa dipungkiri jika pasar domestik Indonesia adalah magnet investasi, khususnya industri makanan dan minuman," UJAR Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Farah Indriani dalam keterangannya, kemarin (27/5).

Farah meyakini, meski di tengah pandemi Covid-19 industri ini akan cukup stabil terhadap goncangan ekonomi dunia. Sebab, dari rata-rata investasi industri makanan tumbuh sebesar tiga persen per tahun dan tetap berada pada peringkat teratas total realisasi investasi sektor sekunder.

Ia menyebutan, pada 2017 realisasi investasi industri makanan mencapai 64,8 triliun. Sementara realisasi investasi industri logam rata-rata pertumbuhannya mencapai 11 persen per tahun. Ini berpotensi besar ke depannya.

"Berdasarkan data industri makanan, memang kenaikannya tidak sebanyak investasi industri logam dasar. Akan tetapi ini merupakan sinyal bahwa pembangunan industri di Tanah Air berjalan dengan cepat. Indonesia tetap dipercaya oleh investor baik dalam maupun luar negeri," tuturnya.

Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna berpandangan industri makanan masih menyedot peminat tertinggi investor lantaran sejalan dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah. Hanya, pemerintah tak terlalu memperhatikan dalam sisi kesehatan.

"Industri makanan menjadi primadona sebab pasar indonesia yang besar dan juga pertumbuhan kelas menengah yang cepat. Namun sayangnya pemerintah tidak memperhatikan masalah higienis makanan yang bisa memicu berbagai penyakit," ujarnya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (27/5).

Menurut dia, pemerintah juga harus memikirkan soal ekspor industri makanan ke sejumlah negara. Dan, hal itu agar segera direalisasikan. "Selain itu, pemerintah juga harus fokus agar investasi di industri makanan juga dapat meningkatkan ekspor industri makanan kita. Sehingga investasi dapat mendorong ekspor," pungkasnya.(din/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com