PINRANG - Sejumlah permukiman pada beberapa daerah di Sulsel tergenang. Penangannya terkesan lamban. Seperti di Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Setiap hujan deras permukiman warga tergenang. Kondisi ini dirasakan warga sejak sepekan terakhir. Ketinggian air nyaris satu meter.
Menurut keterangan warga di Desa Babinanga, banjir terjadi karena tanggul jebol. Itu tak jauh dari permukiman mereka, namun sampai sekarang tak kunjung diperbaiki. "Setiap hujan deras, kampung tergenang," keluh Askar, Selasa, 26 Mei.
Kadis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pinrang, Andi Matalatta, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak BBWS Pompengan Jeneberang dan pihak terkait lainnya.
"Semoga segera dibenahi. Sungai sudah dangkal," ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Bulukumba. Dua hari terakhir, sebanyak 769 jiwa terdampak banjir. Itu akibat buruknya drainase di wilayah kota. Apalagi hujan bersamaan air pasang.
Wilayah terparah di Keluarahan Caile, Tanah Kongkong, Terang-terang, dan Kelurahan Loka. Kepala BPBD Bulukumba, Andi Akrim Amir mengatakan, banjir terparah di kelurahan Loka. Sedikitnya 25 Kepala Keluarga (KK) diungsikan. "Genangan air cukup tinggi sehingga mereka diungsikan," tambahnya.
Sementara di Luwu Utara, sedikitnya 1.673 rumah terendam banjir. Itu terjadi pada 23 desa dari enam kecamatan. Sungai yang meluap membuat air merembes ke pemukiman.
"Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh banjir. Ribuan rumah warga tergenang,'' kata Kepala BPBD Luwu Utara, Muslim Muchtar.
Danau Tempe di Kabupaten Wajo juga meluap. Empat kecamatan sudah terendam banjir hampir sepekan. Warga di KelurahanLaelo Kecamatan Tempe, Bahar mengatakan, air danau tidak bisa tertampung akibat air kiriman dari Kabupaten Sidrapdan Soppeng. "Air terbilang cepat naik. Memang wilayah kami langganan banjir," sebutnya.
Menurutnya, ada sekira 300 rumah terdampak banjir dengan ketinggian hingga pinggang orang dewasa. Sementara di Desa Ujunge, Kecamatan Tanasitolo, air tidak hanya merendam puluhan unit rumah warga, namun area persawahan pun ikut tergenang. "Puluhan hektare sawah petani kini terancam puso karena sudah beberapa hari terendam banjir," keluh Umar warga Desa Ujunge.
Hujan dengan intensitas tinggi juga mengguyur Kabupaten Sinjai. Itu menyebabkan tanah longsor di beberapa titik.
Seperti di Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe terdapat satu titik yang terdampak. Longsor juga menimpa rumah warga hingga dinding bagian belakang jebol. Kemudian di Desa Sukamaju, Kecamatan Tellulimpoe ada satu titik terdampak,begitu pun desa lainnya seperti Desa Puncak Sinjai Selatan, serta Desa Polewali Sinjai Selatan.
Sementara di Sinjai Tengah, titik longsor terdapat di Desa Saohiring, Desa Bonto, Desa Gantarang, Desa Pattongko dan Desa Kanrung.
"Bahkan ada material longsor menutupi badan jalan di Sinjai Tengah,” ungkap Kepala BPBD Sinjai, Budiaman.
Dampak hujan deras di Sinjai Tengah juga mengakibatkan Duiker hanyut dan akses terputus di Desa Bonto. “Untuk jelasnyakami tunggu hasil kajian Dinas PUPR dengan Kasi Rehab dan Rekon BPBD,” tuturnya. (sir/dir)