News . 20/05/2020, 04:15 WIB
JAKARTA - Ancaman gangguan keamanan mengintai bangsa ini di tengah wabah COVID-19 dan jelang hari raya Idul Fitri 2020. Aksi kriminalitas yang meningkat, serta ditangkapnya sejumlah teroris menjadi alarm yang harus diwaspadai.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta meminta agar aparat keamanan tetap waspada dan tidak lengah menghadapi potensi ancaman terorisme, kriminalitas dan konflik sosial jelang Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19.
"Terorisme, kriminalitas, dan konflik massa berpotensi terjadi dengan memanfaatkan pandemi COVID-19," katanya, dalam keterangannya, Selasa (19/5).
Dia menilai, di tengah sibuknya pemerintah dalam menangani wabah COVID-19 bisa dijadikan celah bagi pelaku untuk menimbulkan gangguan keamanan.
"Ada beberapa penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Polri. Ini menunjukkan adanya gerakan signifikan dari kelompok teroris, terutama Jemaah Anshar Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memanfaatkan situasi pandemi COVID-19," terangnya.
Tidak hanya itu, penangkapan empat anggota jaringan JAD di Muna, Sulawesi Tenggara ditangkap pada, 13 April. Lalu, tiga orang terduga teroris AS, AMA, CM di Serang pada 27 April, dan seorang terduga teroris MH di Sidoarjo pada 26 April.
Selain itu, aksi teror juga telah terjadi di Poso, berupa penembakan terhadap anggota Polri (Briptu Ilham Suhayar) yang berjaga di Bank Mandiri Syariah, Poso (15/4) oleh dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.
"Tingkat kriminalitas pada masa pandemi COVID-19 mengalami kenaikan. Polri menyatakan tingkat kriminalitas meningkat sebesar 19,72 persen selama pandemi corona," katanya.
Selain dua ancaman tersebut, potensi konflik massa juga bisa terjadi pada massa pandemi COVID-19. Salah satu alasannya karena adanya kelompok yang mencoba melakukan provokasi untuk konflik massa, seperti kelompok Anarko.
Karenanya, untuk menekan terorisme, kriminalitas, dan mencegah terjadinya konflik di masyarakat, perlu dilakukan upaya-upaya tertentu oleh pemerintah. Upaya harus dilakukan secara berjenjang terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti sembako bagi warga di daerah PSBB dan tidak memperoleh pendapatan.
"Masalah pangan sangat sensitif dan jika tidak terpenuhi dampaknya bisa berbahaya," ujarnya.
Meski demikian, dia meminta Polri perlu hati-hati dan bijak dalam menangani pelaku kriminal yang didorong karena terdesak kebutuhan pangan.
"Hubungan yang erat antara masyarakat dengan aparat keamanan akan menjadi benteng untuk mencegah gangguan keamanan. Kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat harus terus dilakukan agar pada masa pandemi COVID-19 ini kriminalitas, terorisme dapat dicegah dan konflik massa tidak terjadi," katanya.
"Sinergi lintas sektoral dalam pemerintahan harus diperkuat utamanya dalam lingkup koordinasi kehumasan di mana tidak boleh ada ruang yang kosong dari klarifikasi atas berita bohong dan tudingan yang tidak berdasar," katanya.
Dijelaskannya, belakangan ini banyak muncul fenomena yang menggambarkan ketidakpercayaan atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com