Survei juga mengungkap bahwa Indonesia memiliki potensi bisnis baru asuransi jiwa syariah untuk 3 tahun ke depan senilai Rp9,6 triliun, di mana 19%-nya berasal dari konsumen Non-Muslim. Manfaat asuransi kesehatan akan terus menjadi primadona bagi industri asuransi jiwa syariah di Indonesia, diikuti dengan asuransi kecelakaan diri dan pendidikan.
“Hasil survei tersebut semakin menambah keyakinan kami akan potensi yang dimiliki Indonesia untuk produk asuransi jiwa syariah. Kedepannya, kami akan terus memperkuat posisi kami di industri dengan terus menambah jumlah tenaga pemasar, menambah kemitraan, baik dengan bank maupun non-bank, membangun kemitraan untuk mengembangkan layanan digital syariah, serta mempromosikan unit syariah melalui aplikasi kesehatan digital Pulse by Prudential,” ujar Jens.(dim/fin)