News

Masyarakat Sehat, Ekonomi Gesit

fin.co.id - 20/05/2020, 05:31 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

MAKASSAR - Vaksin virus corona disebut telah ditemukan. Hal ini jadi momentum penting bagi perekonomian untuk pulih dan berlari kencang.

Perusahaan bioteknologi moderna di Amerika Serikat mengklaim, vaksin mRNA buatannya dapat menghasilkan tingkat antibodi yang signifikan untuk melawan virus Covid-19. Vaksin tersebut dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, Latunreng mengatakan, jika betul vaksin korona sudah ditemukan, maka pemerintah harus meresponsnya dengan cepat. Hal ini demi menjamin kelangsungan aktivitas normal masyarakat, termasuk kegiatan bisnis.

"Yang diperlukan saat ini adalah harus ada jaminan kesehatan. Seiring dengan itu perekonomian akan berjalan kembali," kata Latunreng, Selasa, 19 Mei.

Kendati vaksin juga sudah ditemukan, Latunreng menjelaskan tetap akan membutuhkan waktu. Minimal 14 hari sesuai masa inkubasi pandemi Covid-19. Itu untuk industri kecil.Namun untuk industri besar akan lebih lama lagi. Perlu ada masa recovery, mulai dari menyiapkan kembali bahan baku, tenaga kerja, dan sektor penopang lainnya.

"Jadi mudah-mudahan vaksin betul-betul manjur. Sekaligus bisa diproduksi massal di Indonesia. Itu jauh lebih baik lagi," paparnya.

Pengamat Ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muttalib menilai, dengan ditemukan vaksin atau antibodi Covid-19 maka akan banyak sekali aktivitas yang bisa tersirkulasi baik. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, pemerintahan, perdagangan, investasi dan produksi.

Tantangannya adalah, walaupun antibodi Covid-19 sudah ditemukan belum tentu juga memberikan harapan baik bagi perekonomian Indonesia yang sudah terlanjur terjungkal. Bukan hanya karena virus korona, tetapi sebelumnya memang fundamental ekonomi selama enam tahun terakhir sudah anjlok.

"Bagi Indonesia maupun negara lain yang ingin recovery ekonominya akibat korona, pasti akan diperhadapkan dengan pertanyaan dari mana sumber pendanaanya. Bila itu prime problemnya, maka tentu ini menjadi peluang bagi lembaga dana moneter internasional seperti IMF, ADB dan sebagainya untuk mengais keuntungan (memberi pinjaman) bagi negara yang didera ekonomi," jelasnya.

Penemuan vaksin Covid-19 juga menjadi momentum bagi rupiah untuk menguat. Kemarin nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.770 per dolar AS. Posisi ini bangkit 80 poin atau 0,54 persen dari perdagangan sebelumnya Rp14.850.

Sementara itu, IHSG di akhir sesi kemarin juga terpantau menguat signifikan 0,83 persen atau 37,598 poin ke level 4.548,656. Sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya juga menguat signifikan. (Yusri)

Admin
Penulis
-->