News . 14/05/2020, 12:34 WIB

Bulog Beberkan Beras Covid

Penulis : Admin
Editor : Admin

TEGAL - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional (Perum Bulog Sub Divre) Pekalongan akhirnya membeberkan soal pengadaan beras untuk warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Tegal. Pengadaan beras ini diklaim sudah sesuai prosedur.

"Pengadaan beras covid sudah sesuai prosedur," kata Kepala Perum Bulog Divre Pekalongan, Ari Apriyansyah, Rabu (13/5).

Dia menjelaskan, ihwal mobil dengan plat Demak dan plat luar daerah yang menyuplai beras ke Gudang Bulog Procot Slawi itu, bukan keinginannya. Beras tersebut disuplai oleh ricemill berasal dari Kabupaten Tegal yang mengesubkan ke luar daerah. Menurutnya, jika Bulog mengambil beras dari luar daerah justru akan menambah beban pengeluaran karena harus ada biaya angkut. Selain itu, Bulog juga sebenarnya memiliki stok beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 6 bulan ke depan. Dengan begitu, Bulog tak perlu repot mengambil beras dari Demak hanya untuk memenuhi target penyerapan. Bulog akan tetap konsisten menyerap beras dari petani dan ricemill yang ada di Kabupaten Tegal.

"Jika mau lebih tertib, kedepan Bulog hanya menerima mobil dengan plat Tegal yang dibuktikan dengan STNK," ujarnya.

Dirinya tak menampik, banyak beras petani yang terpaksa ditolak oleh Bulog karena kualitas berasnya tidak sesuai kriteria. Karena itu, edukasi terhadap petani dan ricemill harus ditingkatkan. Pihaknya tidak bisa menunggu lama para petani untuk bisa menjual beras ke Bulog sesuai kriteria, karena keterbatasan waktu penyerapan. Jika terlalu lama, maka distribusi beras juga akan lamban.

"Kebutuhan beras sesuai dengan pesanan Pemkab Tegal sekitar 1.390 ton. Sedangkan produksi beras di Kabupaten Tegal mencapai puluhan ribu ton, jadi beras petani bisa terserap semua," beber Ari.

Dia menambahkan, Bulog membeli beras petani dengan harga Rp 9.500 perkilogram. Sedangkan, Bulog menjual beras kepada Pemkab Tegal dengan harga Rp 10.000 perkilogram. Dari penjualan itu ada selisih Rp 500 perkilogram yang digunakan untuk biaya angkut hingga ke desa-desa, upah pegawai, dan kredit komersial.

"Jadi keuntungan Bulog hanya Rp 150 perkilogram atau hanya 1,5 persen. Itu sudah sesuai karena minimal keuntungan Bulog 1 persen, keuntungan maksimal 10 persen," imbuhnya.

Sebelumnya, Bupati Tegal Umi Azizah meminta kepada Bulog agar beras bantuan bagi warga yang terdampak Covid-19 diambil dari para petani lokal. (yer)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com