News . 13/05/2020, 22:59 WIB
JAKARTA - Makanan sehat adalah sebaik-baiknya obat. Di saat vaksin ataupun obat Covid-19 belum lagi ditemukan, maka makan makanan sehat adalah–salah satu— cara terbaik terhindar dari virus berbahaya itu.
Ikan adalah jawaban atas kebutuhan makanan sehat tadi. Apalagi, ikan yang berasal dari perairan dalam dan belum tercemar.
Salah satu penghasil ikan terbaik di Indonesia adalah laut Maluku. Sebab, di sana, kedalaman laut rata-rata 300 sampai 500 meter. Bahkan ada yang hingga kedalaman 5.000 meter.
Pendek kata, ikan-ikan dari lautan Maluku, sangat segar dan bergizi tinggi. Sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tentu, sangat baik jika dikonsumsi para pasien dan tenaga medis yang ada di rumah-sakit-rumah-sakit rujukan Covid-19.
Itulah keseluruhan alasan sederhana seorang Doni Monardo, ketika mendatangkan ikan-ikan segar dari perairan Maluku. Ikan-ikan itu kemudian dimasak dan dihidangkan sebagai menu utama bagi para pasien dan tenaga medis di “RS Darurat Covid-19” Wisma Atlet, Kemayoran – Jakarta Pusat, tanggal 3 Mei 2020.
Sekilas, ada kesan “ada cara mudah, kenapa pak Doni mencari cara susah?”
Mendatangkan ikan dari Maluku ke Jakarta, tentu bukan persoalan mudah. Jika persoalannya adalah sekadar membeli ikan dan minta dikirim, memang tidak sulit. Tetapi ini Ambon, bung! Apalagi situasi saat ini, penerbangan terbatas bahkan nyaris tak ada.
Anda tahu? Jarak Ambon ke Jakarta adalah 2,737 km. Jika menggunakan jalur laut dan darat, via Ambon - Makassar – Surabaya – Jakarta membutuhkan waktu sedikitnya 108 jam. Anda yang pernah melakukan perjalanan itu, pasti setuju. Sedangkan jika melalui transportasi udara, butuh waktu 3 jam 55 menit, di luar urusan pesawat taxi to runaway, take off, dan landing.
Artinya, jauh lebih mudah jika membeli ikan di Muara Angke, misalnya. Tapi Doni keukeuh mendatangkan ikan dari hasil budidaya nelayan Ambon. Ada banyak alasan untuk itu. Alasan pertama adalah, kesegaran ikannya. Segar dalam arti, benar-benar ikan sehat dan tidak tercemar.
Alasan kedua, tentu saja menyerap buah kerja para nelayan yang telah mengikuti program emas biru. Sebuah program budidaya hasil laut, yang dirintis saat Doni menjabat Pangdam XVI/Pattimura tahun 2017.
Singkat kata, 100 kg ikan kuwe --di Ambon disebut ikan bobara— serta beberapa jenis lainnya pun siap dikirim. Mayjen TNI Marga Taufik Pangdam Pattimura sudah menyiapkannya atas permintaan langsung dari Doni. Untuk harga ikan dan packing, biayanya sekitar Rp 8 juta. Belum termasuk biaya kirim (kargo).
Beruntung, Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra berbaik hati, dan spontan menyatakan ikut membantu niatan Doni Monardo. Irfan membebaskan ongkos pengiriman 100 kg ikan dari Ambon ke Jakarta dengan pesawat Garuda.
Setiba di Wisma Atlet, ikan-ikan segar yang dikemas dalam kotak gabus styrofoam lengkap dengan es batu, langsung diolah di dapur RS Darurat Wisma Atlet. Para juru masak adalah koki-koki handal yang dikoordinir oleh Kementerian BUMN yang bertugas di sana.
Ikan Ambon Istimewa
Tidak sampai hitungan hari. Hanya dalam hitungan jam sejak para pasien Covid-19 di RS Darurat Civid-19 Wisma Atlet Kemayoran menyantap ikan kiriman Doni Monardo, komentar dan respon datang bertubi-tubi. Tentu ada yang nyangkut ke jalur japri Doni Monardo, tapi kebanyakan diarahkan kepada orang-orang terdekat Doni.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com