News . 12/05/2020, 03:56 WIB
JAKARTA – Komjen Pol Suhardi Alius telah resmi digantikan Komjen Pol Boy Rafli Amar sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pergantian itu mengakhiri kepemimpinan empat tahun Suhardi Alius yang dinilai publik mencatatkan tinta emas.
Ya, cara-cara soft approach atau smart power dalam penanggulangan radikalisme dari Suhardi memang banyak dikagumi orang.
Penilaian itu disampaikan oleh Rektor Universitas Widyatama Bandung. Prof. Obsatar Sinaga. Menurutnya, Suhardi Alius adalah seorang penggebrak masuknya pencegahan di lingkungan kampus.
“Sebelumnya, banyak kampus yang dicap menjadi salah satu tempat penyebaran paham radikal terorisme, kini Anda bisa lihat sendiri, hampir seluruh kampus di Indonesia, sudah melakukan program pencegahan paham radikal," jelasnya.
Mulai dari proses seleksi mahasiswa, pegawai, dosen, bahkan rektor juga harus bersih dari paham-paham itu. "Itu semua berkat gebrakan pak Suhardi yang rajin keliling kampus," papar Obsatar di Bandung, Senin (11/5).
Obsatar menyebut, program pencegahan di kampus mencatat dua langkah spektakuler yaitu ia bisa diterima kalangan kampus dan paparan wawasan kebangsaan dan pencegahan radikalisme dipahami generasi muda.
Seperti diketahui pada 2018 lalu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Suhardi Alius sebagai pemegang rekor memberikan kuliah umum tentanga Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Tentang Radikalisme dan Terorisme di depan 75.075.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Ketua MURI Jaya Suprana. Itu baru 2018, bila dijumlahkan 2019, jumlah itu bisa menjadi dua kali lipatnya.
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini tak heran dengan penghargaan itu. Pasalnya, sebagai seorang pejabat negara dan polisi, Suhardi Alius memiliki nyali besar masuk ke lingkungan kampus. Dan ia ternyata bisa diterima dan berhasil merangkul kalangan kampus dalam mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme.
“Nah itu yang dilakukan Pak Suhardi masuk ke kampus-kampus, memberikan penjelasan tanpa bosan, dia sampai berkeringat, dikasih honor saja juga tidak mau,” ungkap Prof. Obi, panggilan karibnya.
Ia menilai, apa yang dilakukan pak Suhardi itu bisa menghapus bahkan mungkin meminimalisir dan mengeliminir perasaan perasaan dendam dari kelompok teroris kepada Polri.
Sentuhan kemanusiaan itu, lanjut Obsatar, sangat efektif. Buktinya sudah banyak mantan teroris yang kini telah sadar, bahkan mau menjadi membantu BNPT dalam melakukan program deradikalisasi. Bahkan Suhardi Alius berhasil menginisiasi pembangunan masjid dan pesantren untuk anak-anak mantan teroris di Lamongan dan Deliserdang. (fin/tgr)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com