PURWOKERTO - Alih-alih mengikuti anjuran pemerintah 100 untuk tidak melaksanakan Jumatan dan tarawih di masjid saat Pandemi Covid-19, jumlah masjid yang melaksanakan Jumatan dan tarawih di tiga kecamatan di Kabupaten Banyumas justru bertambah.
Dari data Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Banyumas per 1 Mei 2020, tiga kecamatan dengan penambahan masjid yang melaksanakan Jumatan dan tarawih yaitu Cilongok, Kebasen dan Purwojati. Di luar ketiga kecamatan tersebut, juga masih ada penambahan jumlah masjid di sebagian kecamatan namun hanya untuk Jumatan atau tarawihnya saja.
Bertambahnya masjid yang melaksanakan Jumatan di Kecamatan Karanglewas dilaporkan dalam Lapak Aduan Masyarakat. Dalam lapak disebutkan masih ada masjid di Desa Singasari Kecamatan Karanglewas yang melaksanakan Jumatan dipenuhi jemaah yang rata-rata bukan warga sekitar melainkan pendatang.
Kepala Kankemenag Banyumas, Drs. H. Akhsin Aedi Fanani, M.Ag mengatakan terhadap pengurus masjid yang dilaporkan masih melaksanakan Jumatan dalam Lapak Aduan Banyumas telah diberi pengertian. Laporan tersebut juga sudah dibahas dalam grup penyuluh agama Islam. Sesuai data per 1 Mei, masjid yang dilaporkan benar masih melaksanakan Jumatan.
BACA JUGA: ITB Buat Swab Chamber Covid-19 Termurah
"Per 1 Mei Jumatan masih jalan. Pelarian dari orang luar yang bukan warga setempat akhirnya gabung salat di situ," katanya melalui Penyuluh Agama Islam ASN Kankemenag Banyumas Kecamatan Karanglewas, Diro kepada Radarmas, Minggu (3/5).Diro menjelaskan dari warga sebenarnya sudah banyak yang menutup masjid terkait Covid-19. Namun setelah tahu ada masjid yang buka dan masih berjalan Jumatannya pada akhirnya warga dari luar gabung ke masjid tersebut.
Sebagai penyuluh agama Islam dirinya bersama tim gabungan gugus tugas Covid-19 Desa Singasari sudah menyampaikan fatwa-fatwa MUI dan surat edaran Bupati Banyumas agar untuk sementara tidak melaksanakan Jumatan dan tarawih di masjid saat pandemi Covid-19.
"Masjid yang dilaporkan bisa menampung sampai 200 jamaah. Selama ini karena di dekatnya juga ada masjid sehingga jarang terisi penuh. Namun setelah 1 masjid di dekatnya tutup, ada pelarian dari warga sebelah yang bergabung," terang dia.
Dirinya memastikan edaran agar tidak melaksanakan salat Jumat di tengah pandemi Covid-19 telah disosialisasikan oleh penyuluh agama Islam ASN dan non ASN serta tim gugus tugas Covid-19 dengan terjun langsung ke lapangan melalui pendekatan persuasif.
"Kembali lagi namanya orang ada yang nurut dan yang ngeyel. Nah itu kategori yang mungkin kurang nurut," pungkas Diro. (yda)