LONDON - Keberlangsungan Liga Premier musim ini akhirnya menemui titik terang. Badan Liga Inggris sebagai operator kompetisi (EFL) dikabarkan tengah menyusun rencana kompetisi dalam beberapa pekan ke depan akan dilanjutkan. Dilansir dari The Sun, syarat pertama yang tak boleh dilanggar adalah laga tanpa kehadiran penonton.
Sejak ditunda pada 13 Maret lalu, dinamika mulai terjadi disana-sini. Mulai dari sejumlah pemain bintang terpapar korona hingga pemotongan gaji. Kendati tanpa penonton, setiap match bakal disiarkan secara gratis, bukan melalui televisi berbayar tapi televisi swasta yang tayang free to air. Untuk rencana ini, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang baru sembuh dari Covid-19 sudah diberitahu rencana tersebut hingga aturan lockdown rampung 7 Mei mendatang.
"Pemerintah Inggris tentu berharap Premier League musim ini menghibur masyarakat Inggris yang tengah menjalani karantina mandiri hampir sebulan penuh," tulis The Sun.
Meski diberi ruang sekalipun. Keamanan tetap menjadi nomor satu. Pihak penyelenggara (EFL) mewajibkan klub mematuhi lima syarat yang harus dipenuhi. Selain aturan jaga jarak sosial, semua pemain dan staff wajib mengikuti tes kesehatan berkala baik sebelum laga maupun dalam latihan. "Tes Covid massal akan kami lakukan dan ini tegas. Prioritas kami melanjutkan musim ini agar semuanya pun patuh terhadap instruksi. Kesehatan dan keselamatan negara adalah yang pertama," bunyi rilis EFL, dilansir dari The Guardian.
"Kami ingin siaran langsung olahraga di televisi secepat mungkin. Itu akan memberi seluruh negara semangat yang besar," ujar seorang sumber di Pemerintahan Inggris.
"Memang masih tanpa penonton, tapi untuk mempertimbangkan suporter kembali ke stadion itu adalah syarat yang nekat. Akan tetapi, ini harus dilanjutkan," lanjut sumber tersebut.
Sebelumnya, klub-klub Premier League dikabarkan sepakat untuk melanjutkan musim ini. Hal tersebut diperoleh setelah para perwakilan klub melakukan pertemuan lewat video call pada Jumat (17/4) lalu. Dalam pertemuan itu, tak ada upaya mereka membahas jadwal atau pun tenggat kapan kompetisi diakhiri secara rinci.
Kendati bisa dilakukan tepat waktu, namun publik sepakbola masih meragukan perhelatan tersebut bisa digelar. Keraguan itu datang dari Presiden Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB), Just Spee. Menurutnya, kendati liga-liga di Eropa, termasuk Premier League kemungkinan bisa melanjutkan laga, namun waktu tak memberi banyak pilihan.
"Apakah itu realistis. Fans dan pemain selalu menginginkan, kapan mereka bermain. Tapi bagi saya tidak, tetapi tak ada yang tahu,” kata Spee saat diwawancarai oleh BBC.
"Liga Premier memang membutuhkan hanya beberapa pekan untuk menyelesaikan musim ini. Apakah waktu yang mereka miliki cukup? Saya ragu, sangat ragu,” lanjut pria berusia 55 tahun itu.
Sebelumnya, Spee bersama KNVB memang baru mengambil langkah yang berbeda dengan apa yang diinginkan oleh otoritas Premier League. Pada Jumat (24/4) malam WIB, KNVB memutuskan untuk membatalkan Eredivisie 2019/2020. Pembatalan itu memiliki dampak yang tak main-main. Tak ada tim yang juara, promosi, maupun terdegradasi musim ini. (fin/tgr)