PURWOKERTO - Masyarakat dinilai minim kesadaran mengenakan masker saat keluar rumah. Hal itu sesuai dengan hasil beberapa kali operasi yang dilakukan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Banyumas sebut kesadaran masyarakat masih minim.
"Kemarin dari patroli kita di Pasar Wage ada 33 orang yang tidak memakai masker, dan itu ada terus yang tidak pakai masker. Ada juga yang bawa masker tetapi tidak dipakai. Ada yang seperti itu juda. Memang kesadaran itu termasuk sulit dan masih rendah," kata Imam Pamungkas, Kepala Satuan Satpol PP Banyumas.
Pantauan Radar Banyumas di beberapa fasilitas umum salah satunya ialah Pasar Wage, kemarin (22/4), beberapa pedagang dan pembeli masih ada yang tidak mengenakan masker.
Iman menjelaskan, untuk saat ini Patroli penertiban masker masih tetap berjalan dan masyarakat yang tidak menggunakan masker masih saja kerap ditemui.
"Untuk penanganannya sendiri sementara memberikan surat pernyataan, karena memang bahkan Perda baru kemarin," jelasnya.
Patroli masih berjalan seperti biasanya dibeberapa titik, Iman juga menambahkan, untuk patroli tersebut saat ini mengalami kendala cuaca dan personel.
"Dan ini juga kita mau melakukan kegiatan penegakan perdanya kita terkendala cuaca dan juga personel terbatas. Tetapi operasi tetap berjalan, dan nanti mungkin memasuki bulan puasa personel kita istirahatkan dulu 3 sampai 4 hari kemudian kita lanjutlan lagi patrolinya, soalnya personel juga butuh istahat," pungkansya.
Sementara itu, geliat ekonomi pasar di Banyumas terpukul akibat pandemi Covid-19. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) menawarkan solusi belanja daring agar ekonomi pasar terus bergerak. Memanfaatkan sosial media seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook pembeli tetap bisa berbelanja tanpa pergi ke pasar.
Kabid Pasar Dinperindag Kabupaten Banyumas Sarikin mengatakan, akan ada semacam uji coba terlebih dahulu. Belanja daring rencananya akan diaplikasikan di 5 pasar yakni, Pasar Manis, Wangon, Ajibarang, Sumpiuh, dan Jatilawang."Dalam Minggu ini sudah sempurna," katanya.
Dia mengakui animo pedagang terhadap rencana belanja daring banyak diminati. Hiruk pikuk pasar kala pandemi Covid-19 menyerang tidak seramai biasanya. Kebijakan pemerintah membatasi kegiatan yang mendatangkan kerumunan berimbas pada aktivitas pasar yang perlahan sepi.
"Nampaknya yang minat cukup banyak. Kemarin kita kumpulkan ada yang daging, ikan, bumbu, sayuran kita buat zonasi biar langsung tuju sasaran," imbuhnya.
Zonasi pedagang sendiri secara fisik sudah ada di pasar. Sarikin menjelaskan, belanja daring juga akan dibuat zonasi. Kebutuhan seperti daging, sayur mayur, buah-buahan, tahu, tempe, bumbu dapur nanti akan ada zonasi secara daring.
"Konsepnya dibuat grup WA, nanti zonasi daging ada sendiri begitu juga zonasi kebutuhan lainnya," paparnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Manis Samingun mengaku senang. Menurutnya belanja daring menjadi solusi yang sangat membantu ditengah pandemi Covid-19."Senang dan sangat membantu," katanya.
Selama pandemi Covid-19 omset pedagang di Pasar Manis diakuinya merosot tajam. Penurunan bahkan menyentuh angka 50-60% dibandingkan saat pandemi Covid-19 belum melanda.