LONDON - Persoalan hak asasi manusia (HAM) menjadi ganjalan baru konsorsium Arab Saudi mengakuisisi klub Newcastle United saat proses akhir peralihan kepemilikan. Lembaga hak asasi manusia Amnesty International Britania Raya telah melayangkan surat ke Premier League yang menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap kepemilikan Arab Saudi ini.
Bagi Direktur Amnesty International regional Britania Raya Kate Allen, Negeri Petro Dolar tersebut masih memiliki sederet catatan hitam dalam HAM. Ia pun mendesak Pemimpin Eksekutif Liga Premier Richard Masters agar mempertimbangkan PCP Capital Partners konsorsium Arab Saudi yang dikepalai oleh pebisnis asal Inggris, Amanda Staveley untuk berbisnis di Inggris.
Dari catatan mereka, Menteri Pertahanan Arab Saudi yang juga sosok dibalik PCP Capital Partners diduga terlibat dalam sejumlah upaya pembungkaman HAM di negaranya. Salah satu kasus yang disoroti Amnesty International adalah pemidanaan Loujain Al-Halthloul, salah satu pegiat hak perempuan yang ditangkap pada Mei 2018 dan tengah disidang oleh Pengadilan Kriminal Khusus, yang disebut sebagai "senjata pembungkaman". Seluruh proses persidangan Al-Hathloul dilangsungkan tertutup baik itu untuk diplomat asing maupun jurnalis.
BACA JUGA: Langgar PSBB, Tujuh Perusahaan di Jakbar Ditutup Sementara
Arab Saudi juga menahan Loujain al-Hathloul, salah satu aktivis wanita paling vokal di Arab, yang ditahan sejak 2018 hanya beberapa pekan sebelum putra mahkota mengangkat larangan wanita untuk mengemudi negara tersebut. "Semua bisnis seharusnya mampu mawas diri terhadap hubungannya dengan para pelanggar HAM termasuk di Inggris," ujar tulis Kate Allen dalam suratnya yang dilansir dari ESPN."Dalam posisi ini, setidaknya, Liga Premier memberikan klarifikasi bagaimana pemeriksaan terhadap calon pemilik dan direktur Newcastle yang baru dan apa saja hasi peninjauan terhadap catatan HAM di Arab Saudi di bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman," tulis surat tersebut," tambahnya.
BACA JUGA: Bulan Depan, Harga BBM Nonsubsidi Diprediksi Turun
Terpisah, keterlibatan Arab Saudi dalam proses akuisisi ini menjadi perang proxy dengan negara jirannya, Qatar. Dikutip dari AP, pihak pemegang hak siar luar negeri Liga Inggris, beIN Sports mengaku keberatan. Mereka menyebut ada keterlibatan Arab Saudi dalam jaringan streaming ilegal yang menayangkan laga-laga Liga Inggris di luar negeri.Ceo beIN Media Group Yousef Al-Obaidly juga mendesak pihak penyelenggara Premier League memperhitungkan kembali keberadaan PCP Capital Partners di tengah Liga Inggris. "Sebagai investor raksasa ke Premier League, kami mendorong Anda untuk memperhitungkan kembali segala implikasi keberadaan mereka terhadap kemajuan liga," ujarnya. Diketahui, isu beIN dengan jaringan streaming ilegal bernama beoutQ tersebut sebagai perselisihan proxy dalam krisis diplomatis negara-negara Timur Tengah. (fin/tgr)