JAKARTA - Pemerintah Kota Tasikmalaya diminta tidak hanya menginformasikan jumlah OTG, ODP, PDP dan pasien positif. Namun perlu juga menginformasikan wilayah mana yang warganya sudah terpapar Covid-19.
Ketua PMII Kota Tasikmalaya Pipin Hidayat meminta Gugus Tugas bisa transparan terkait data pasien. Karena saat ini masyarakat cukup resah dengan suguhan data yang terus melonjak tanpa mengetahui wilayahnya. “Ketua Gugus Tugas harus membuka wilayah yang sudah terdampak,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (19/4).
Namun transparansi data pasien tersebut, kata dia, bukan untuk membuka privasi pasien. Minimal masyarakat mengetahui dimana saja pasien yang sudah dinyatakan positif berasal dari wilayah mana. “Setidaknya kita tahu mereka itu dari kecamatan mana saja,” katanya.
Hal ini untuk meningkatkan kewaspadaan warga dalam mencegah penyebaran Covid-19. Sebab semakin hari menurutnya tidak menunjukkan perkembangan yang baik. “Setiap harinya kan terus muncul pasien-pasien baru, khususnya yang positif,” tuturnya.
Selain itu, dia juga meminta pihak yang melakukan pembagian masker tidak melakukannya secara masal terlebih pemerintah. Karena bertentangan dengan kebijakan physical distancing. “Masa kebijakan pemerintah dilanggar sendiri oleh pemerintah, kan tidak boleh memicu perkumpulan massa,” terangnya.
Hal serupa juga dikemukakan LBH Ketua Divisi Hukum GMNU Kota Tasikmalaya Nurjani SH yang menilai Gugus Tugas harus memberikan data yang membingungkan. Padahal setiap warga berhak mendapatkan informasi yang utuh. “Kalau hanya angka-angkanya saja, sama saja menakut-nakuti,” terangnya.
Beberapa waktu lalu, Sekda Kota Tasikmalaya Drs Ivan Dicksan mengatakan pihaknya baru bisa membuka data jumlah saja baik OPD, OTG, PDP juga positif saja. Hal ini untuk menjaga hal yang tidak diinginkan terjadi di masyarakat. “Kita ingin masyarakat tetap tenang,” ungkapnya, Kamis (16/4).
Pasalnya, lingkungan tempat tinggal warga yang positif belum tentu menjadi sumber penyebaran. Terlebih semua pasien tertular Covid-19 itu dari luar daerah. “Khawatirnya, penularan dari luar tapi warga di sini yang paniknya,” katanya.
Jika memang informasi pemetaan wilayah itu untuk meningkatkan kewaspadaan, menurutnya masih ada solusi lain. Yakni dengan mematuhi segala anjuran pemerintah dari mulai menghindari keramaian, rajin mencuci tangan dan menggunakan masker ketika ada kepentingan ke luar rumah. “Masyarakat tidak perlu khawatir dengan zona-zona itu, yang penting kita jaga jarak dan laksanakan physical distancing,” tuturnya.(rga)