JAKARTA - Sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan memasuki musim kemarau. Namun, waspadai potensi hujan disertai angin dan petir dalam dua hari belakangan akan terjadi.
Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Taufan Maulana mengatakan pihaknya memperkirakan musim kemarau akan dimulai pada April 2020. Namun, demikian sejumlah wilayah masih berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir beberapa hari ke depan.
"Intrusi udara kering dari Belahan Bumi Utara (BBU) melintasi wilayah Samudera Pasifik Utara Papua. Keadaan ini menyebabkan daerah di depan muka intrusi kondisi udara menjadi lebih lembab," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4).
Dilanjutkannya, masa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Maluku Utara dan Maluku.
BACA JUGA: Bukan Pertanda Gempa, Tapi Tetap Waspada
Daerah yang memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang atau kuat terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua."Terdapat daerah tekanan rendah di Samudra Hindia Barat Daya Sumatera serta sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur. Konvergensi memanjang dari Sumatera Barat hingga Bengkulu, di Laut Timor," katanya.
Sementara, daerah belokan angin terdapat di Sumatera Bagian Tengah, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Samudra Pasifik Utara Papua. Dan Low Level Jet dengan kecepatan angin mencapai lebih dari 25 knot di Samudera Hindia Barat Sumatera dan Samudra Pasifik Timur Philipina.
Atas data-data tersebut, diperkirakan wilayah yang berpotensi hujan lebat pada Selasa (21/4) yaitu Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
"Sedangkan hujan lebat pada Rabu (22/4) berpotensi mengguyur wilayah Sumatera Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua," ungkapnya.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan disertai angin kencang pada Selasa (21/4) adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.
BACA JUGA: Sebanyak 40 Staf Presiden Dikonfirmasi Positif Corona
"Wilayah Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara juga berpeluang terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada Rabu (22/4)," katanya.Sebelumnya BMKG juga memprakirakan dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 17 persen diprediksi akan mengawali musim kemarau pada April 2020. Daerah tersebut yaitu di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.
Sementara untuk puncak musim kemarau diprediksi, sekitar 9,9 persen daerah Zona Musim akan memasuki puncak musim kemarau pada Juli, sedangkan 64,9 persen pada bulan Agustus dan sekitar 18,7 persen pada September.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono mengatakan sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Dampaknya suhu udara mulai memanas dan akan dirasakan hingga enam bulan ke depan.
"Kalau dari sisi panas karena ketika bulan-bulan Mei, Juni, Juli, kan itu malah kita lagi musim kemarau. Jadi kemungkinan nanti okelah dari bulan April sampai bulan September itu akan masih akan terasa panas," tuturnya.
Mulyono memprediksi suhu panas ini akan berpuncak dari September hingga Oktober mendatang. Suhu panas dikatakan Mulyono dimulai sejak 23 Maret lalu.
"Bisa jadi puncak panas kemudian ini sekitar bulan-bulan September-Oktober. Kita akan mengalami suhu udara puncak suhu yang panas lagi. Saat ini sebetulnya setelah tanggal 23 Maret juga kita cenderung suhu udaranya menghangat atau lebih panas," ujarnya.