JAKARTA - Meski banyak investasi asing masuk ke Indonesia di tengah pandemi corona atau Covid-19, namun dianggap sulit akan mendorong pertumbuahan ekonomi domestik.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, investasi yang masuk ke Indonesia terhambat eksekusinya karena adanya pembatasan pergerakan orang.
"Investasi bukan indikasi menolong. Uangnya ada tapi pergerakannya juga terbatas," kata Febrio dalam diskusi virtual bertajuk 'Macroeconomic Update 2020', Jakarta, Senin, (20/4).
Dia mengungkapkan, jauh sebelum wabah corona datang memang investasi sudah direncanakan. Karena pandemi Covid-19, maka tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan kuartal III akan melemah.
Dengan kondisi ini, menurut dia, pergerakan ekonomi menjadi terbatas. Atas masalah ini, ia menganggap sebagai fenomena perekonomian yang sedang meminta istirahat. "Kita sedang menghadapi perekonomian yang minta istirahat, kalau itu benar, ya bagus sekali," kata dia.
Akan tetapi, lanjut dia, jika sampai ekonomi yang instirahat terlalau lama, dikhawatirkan perekonomian akan sulit untuk bangkit lagi. Untuk itu saat ini pemerintah sedang berupaya untuk membatasi agar ekonomi tak istirahat terlalu lama. "Ini yang sedang ingin kita batasi supaya ekonomi kita ini enggak lama istirahat dan tidurnya, biar bangunnya enggak susah," ujar dia.
Sementara itu, ekonom senior sekaligus Menteri Keuangan RI periode 2013-2014 Chatib Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan skenario paling parah hanya akan mencapai 0,3 persen pada tahun ini. Skenario itu dikutip dari Australian National University karena adanya pandemi Covid-19.
Dia menjelaskan, ekonomi Indonesia akan terkontraksi 2,8 persen dari baseline. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 lalu mencapai kurang lebih 5 persen, maka ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan mencapai 2,2 persen. Namun, dengan kategori terburuk ekonomi Indonesia bisa mengalami kontraksi 4,7 persen.
"Dampak besarnya, ekonomi Indonesia akan menurun sebesar 4,7 persen sehingga dari 5 persen menjadi hanya 0,3 persen," kata Chatib.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5,02 persen, lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya, dan mendekati ke posisi tahun 2016 yang tumbuh 5,03 persen.(din/fin)