JAKARTA - PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) tepat berusia 90 tahun, kemarin (19/4). Tak ada pesta atau perayan sederhana sekalpun, pandemi membuat hari federasi yang akan hampir berusia satu abad itu diisi dengan suasana penuh keprihatinan.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengajak untuk mengenang jasa para pahlawan sepak bola. Segala hormat dan doa kita sampaikan kepada Allah SWT untuk para pahlawan sepak bola yang telah berpulang mendahului kita, terutama almarhum Soeratin Sosrosugondo,” kata Iriawan.
Sosok Soeratin merupakan tokoh sepakbola yang masih asing di telinga orang awam. Ya, sosok insinyur teknik sipil lulusan Jerman yang menggagas pembentukan organisasi sepak bola sebagai gerakan kemerdekaan. Ia pun sekaligus menjadi Ketua Umum PSSI selama sepuluh tahun pertama, sejak 19 April 1930 silam.
“Kami akan terus berjuang, agar almarhum Bapak Soeratin bisa memperoleh anugerah sebagai pahlawan nasional, atas seluruh jasanya membuat sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa di era pergerakan menuju kemerdekaan,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Iriawan memaparkan, Pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor merasakan pukulan besar, tak terkecuali dunia sepak bola. "Kompetisi liga kita hentikan sejak pertengahan Maret. Pemusatan latihan tim nasional pun kita tunda dulu, demi upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona,” ungkapnya.
Namun, mantan Kapolda NTB, Jawa Barat dan Polda Metro Jaya ini menegaskan keyakinannya untuk tetap tegar menghadapi badai ini. “Kita akan memenangkan pertandingan yang sulit ini,” tekadnya.
Di sisi lain, sambung Iwan, setelah pandemi Corona berlalu nanti, masih banyak tantangan besar yang dihadapi PSSI. "Kita mendapat amanah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Sebuah kesempatan sekaligus kehormatan, momen yang belum pernah terjadi, dan belum tentu terulang lagi. Indonesia akan menjadi penyelenggara ajang olahraga level dunia, menjadi sorotan dunia internasional,” katanya.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Cucu Somantri. Menurutnya, saat ini pencinta bola harus memahami bahwa PSSI merupakan tonggak pergerakan kemerdekaan Indonesia. “PSSI tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang dan nasionalisme yang pernah terjadi di negeri ini. Selamat ulang tahun PSSI yang ke-90. Semoga makin jaya,” ujar Cucu Somantri, Minggu (19/4).
Cucu yang juga wakil ketua Umum PSSI ini mengingatkan, selama 90 tahun berjalan, beragam prestasi membanggakan sudah diraih PSSI dengan timnas Indonesia. Diakui atau tidak, dengan bermacam prestasi timnas itulah, PSSI telah membawa nama baik Indonesia di dunia internasional.
Deretan prestasi timnas yang sudah diraih itu beberapa di antaranya telah berada di level Asia. Seperti Merah Putih sukses menyabet gelar juara di Merdeka Games di Malaysia (1970), Pesta Sukan (1972), Anniversary Cup III di Jakarta (1972), dan President Cup di Korea (1973).
Tak hanya itu. Di level Asia Tenggara, pernah dua kali menjuarai ajang SEA Games, yakni SEA Games 1987 dan 1991. Kemudian, lima kali kali meraih prestasi pada peringkat kedua di hajatan Piala AFF. Di antaranya pada turnamen Piala AFF yang digelar pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016.
Pada prestasi yang berhubungan dengan peringkat FIFA, timnas Indonesia sempat menduduki ranking ke-76. Itu terjadi pada September 1998.
Di level junior, timnas Indonesia muda juga pernah mengukir prestasi hebat. Di antaranya merengkuh prestasi hebat pada gelaran Piala Pelajar Asia 1984, Piala Pelajar Asia 1985, Piala AFF U-19 2013 dan Piala AFF U-16 2018.
Lebih lanjut Cucu meyakini, jika semuanya bisa kompak dan solid, kompetisi di semua kategori bisa bergulir secara ideal, infrastruktur di semua daerah memadai serta ada dukungan dari semua pihak, PSSI akan bisa kembali bersaing di level Asia.
“Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Mari semuanya bekerja keras, kompak, dan saling membantu untuk mewujudkan prestasi hebat yang pernah diharapkan oleh pelatih-pelatih timnas seperti Tony Pogacnik, Wiel Coerver, Sinyo Aliandoe, Anatoli Polosin hingga Benny Dollo. Mari kita wujudkan cita-cita tinggi yang pernah diutarakan oleh legenda sepak bola Indonesia seperti Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, Ronny Pattinasarani, Anwar Ujang, Sudirman hingga Bambang Pamungkas. Setelah 90 tahun ini, semoga sepak bola Indonesia kembali menjadi Macan Asia,” pungkasnya. (dbs/fin/tgr)