News . 18/04/2020, 12:52 WIB

Turun 2,5 Persen, Penerimaan Pajak Rp241,6 T

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Maret 2020 tercatat senilai Rp241,6 triliun. Jumlah ini turun 2,5 persen dibandingkan penerimaan pajak pada tahun 2019.

"Total penerimaan pajak kita sampai akhir Maret 2020 Rp241,6 triliun atau negatif 2,5 persen dibandingkan tahun lalu," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Video Conference di Jakarta, Jumat (17/4).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan penyebab penerimaan pajak menurun pada bulan Maret. Yakni, salah satu adalah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas yang menurun hingga 3 persen atau hanya Rp137,5 triliun.

"Penurunan PPh Non migas ini karena adanya relaksasi pembayaran PPh orang pribadi dan turunnya PPh badan karena perusahaan banyak yang mengalami tekanan. Sehingga banyak korporasi melakukan penyesuaian," jelas dia.

BACA JUGA: Saat Covid-19, Ternyata Status Jomblo Lebih Menguntungkan

Kendati PPh Non Migas menurun, kata dia, justru Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tumbuh sekitar 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun penerimaan PPN sebesar Rp92 triliun. "Pertumbuhan PPN tersebut menggambarkan kegiatan ekonomi menggeliat dan adanya akselerasi Februari lalu yang kemudian dibayarkan pada Maret," papar dia.

Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna mengatakan, penurunan realisasi penerimaan pajak memang dipastikan akan terjadi. Hal ini terkait imbas pandemi virus corona atau Covid-19 yang telah melemahkan berbagai bidang di Tanah Air. "Hal itu lumrah kaerna banyak kegiatan usaha tutup sehingga menurunkan penerimaan pajak," ujar dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (17/4).

BACA JUGA: Masyarakat yang Sedang Cari Kerja Didorong Miliki Kartu Pra Kerja

Kemenkeu sebelumnya menargetkan penerimaan pajak pada 2020 sebesar Rp1.642,57 triliun. Angka tersebut naik 4,12% dari target tahun 2019 senilai Rp 1.577,6 triliun. Padahal realisasi penerimaan tahun lalu mengindikasikan shortfall melebar dari target pemerintah.

Alasan pemerintah, pada tahun lalu penerimaan pajak seret lantaran pelemahan ekonomi global yang berdampak kepada kondisi domestik, sehingga menyebabkan harga komoditas mengalami pelemahan. Belum lagi masalah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina hingga Brexit.

Tahun ini, kata dia, diperkirakan harga komoditas bisa membaik dari tahun sebelumnya. Ini akan menjadi jaminan pemerintah untuk mencapai target penerimaan pajak di tahun 2020. Meski demikian, Sri Mulyani tidak menampik gejolak global bisa kembali datang. (din/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com