BPPT Buat Aplikasi Pelindung Dokter dari Corona

fin.co.id - 15/04/2020, 11:32 WIB

BPPT Buat Aplikasi Pelindung Dokter dari Corona

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan aplikasi untuk melindungi dokter dari potensi terpapar virus korona (covid-19).

Aplikasi yang dinamai Mobile Covid Track ini memiliki fitur untuk melacak sekaligus menganalisis pergerakan orang terindikasi korona, serta mendata penyebaran dan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD).

Kepala BPPT Hammam Riza menerangkan aplikasi ini bisa membantu dokter mengidentifikasi data pasien. Dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK), dokter akan tahu apakah pasien tersebut sudah pernah terdata sebelumnya, ketika hendak melakukan anamnesa dan mulai mendata pasien yang berkunjung.

"Bila data menunjukkan bahwa pasien berstatus PDP (pasien dalam pengawasan) atau bahkan konfirmasi positif, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi ke dokter, untuk mengambil tindakan preventif," kata Hammam dalam pernyataannya, Selasa (14/4).

Hammam menuturkan, aplikasi ini akan membantu dokter dalam melakukan perlindungan diri, serta memitigasi potensi atau risiko keterpaparan dokter terhadap covid-19.

"Pembuatan aplikasi ini bersinergi dengan Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), yang berperan aktif dalam memfasilitasi user requirements dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)," terangnya.

Aplikasi ini dipastikan, lanjut Hammam, berisi data primer yang sangat valid, karena bersumber dari dokter itu sendiri. Apabila data tersebut terus terkumpul dan bergulir, maka riset lebih lanjut dengan melibatkan big data analysis maupun artificial intelligent (AI) dapat dilakukan.

"Kolaborasi lintas sektoral ini juga, akan memperkuat kemandirian teknologi dan daya saing nasional di bidang kesehatan," ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Besar ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Mohammad Faqih menambahkan, bahwa mengembangkan riset tidak dapat bergerak sendiri. Artinya, teknologi di bidang kedokteran juga tidak hanya dilakukan oleh dokter saja, tetapi harus berkolaborasi dengan pihak lain.

"Kolaborari riset disambut baik BPPT guna pengembangan teknologi di bidang pelayanan kesehatan dan kedokteran. Kerja sama dengan BPPT dan IABI diharapkan bisa mendorong kemajuan teknologi di bidang pelayanan kesehatan dan kedokteran," katanya.

Daeng mengatakan, aplikasi ini memang sangat dibutuhkan. Aplikasi Covid Track ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen penanganan kasus karena sifatnya lebih kepada agregasi data pasien.

"Setidaknya ada tiga manfaat strategis aplikasi ini. Pertama, memungkinkan dilakukan tracing pada pasien yang sudah diperiksa maupun orang yang sudah melakukan kontak," terangnya.

Kemudian, lanjut Daeng, merencanakan kebutuhan dalam pelayanan secara tepat. Selain itu, dapat melakukan evaluasi dan koreksi terhadap tata laksana kepada pasien.

Daeng menuturkan, PB IDI akan menyampaikan ke seluruh anggota bahwa aplikasi ini sangat bermanfaat dalam manajemen penanganan kasus.

"Jika ini dilakukan dengan baik, saya optimis penanganan covid-19 di Indonesia akan membaik sehingga pemutusan rantai penularan lebih cepat," pungkasnya. (der/fin)

Admin
Penulis