JAKARTA - Hipertensi, sesak nafas karena adanya kelainan paru-paru, asma, tuberculosis (TBC) dan diabetes menjadi pemicu bertambahnya angka kematian di Indonesia akibat wabah Virus Corona (Covid-19). Fakta ini dibeberkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
”Kita harus sadari bahwa masih banyak ancaman yang bisa menjadi faktor komorbid atau pemberat sehingga menambah kasus kematian,” terang Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB di Jakarta, Selasa (14/4).
Yuri menyebut dalam musim pancaroba, penyakit demam berdarah juga perlu diwaspadai bisa memperburuk kondisi pasien jika disertai penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu. Untuk itu, diminta kepada orang dalam pemantauan (ODP) yang hingga saat ini mencapai 139.137 orang untuk mematuhi isolasi diri agar memutus rantai penyebaran wabah tersebut. ”Masih ada kasus positif, tanpa gejala, tanpa keluhan masih ada di tengah masyarakat, ini menjadi sumber penularan,” katanya.
Kondisi itu, lanjut dia, dapat memberi dampak khususnya kepada masyarakat rentan seperti golongan lanjut usia yang rentan tertular apalagi disertai penyakit bawaan tersebut. Untuk itu, Gugus Tugas menekankan pentingnya selalu menjaga pembatasan aktivitas sosial, menggunakan masker jika terpaksa kelua rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Selain, itu menjaga jarak satu hingga dua meter ketika berkomunikasi dan tidak menyentuh area wajah khusus mata, mulut dan hidung ketika belum mencuci tangan
Yuri juga membeberkan wabah Covid-19 di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, kini pasien positif Covid-19 menembus angka 4.839 kasus. Dari pemutakhiran data dalam 24 jam terjadi peningkatan kasus sebanyak 282 pasien. Penambahan kasus sedikit menurun dari hari sebelumnya yakni 316 kasus.
Hingga Selasa (14/4) pasien yang meninggal akibat Covid-19 bertambah 60 kasus. Sehingga total 459 orang yang meninggal dunia, sedangkan yang sembuh menjadi 426 orang. ”Kami sangat berduka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang meninggal karena Covid-19. Hari ini kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir semua provinsi ada dan kita yakini akan bertambah,” jelasnya.
”Ini keprihatinan yang sangat mendalam bagi negara dan kita tidak mungkin lagi berdiam diri tidak melanjutkan pekerjaan yang besar ini dan tidak semakin merapatkan barisan untuk bergotong royong,” tambah Yuri. Gugus Tugas merincikan data positif Covid-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh lima kasus, Bali 92 kasus, Banten 280 kasus, Bangka Belitung dan Bengkulu masing-masing empat kasus, Jogjakarta 62 kasus, DKI Jakarta 2.335 kasus. (data lengkap lihat info grafis).
Kasus konfirmasi Covid-19 terus bertambah di belahan dunia termasuk Indonesia. Tetap di rumah menjadi salah satu solusi terbaik dalam memutus rantai penularan virus yang menjadi pandemi tersebut. Sifat virus corona adalah mampu berkembang biak dengan cara membelah diri dan sering bermutasi. Ini sangat rentan apabila orang yang tidak patuh untuk tinggal di rumah terpapar berulang-ulang oleh pembawa virus.
Yuri mengatakan secara klinis gambaran Viral Loud jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh terhadap gambaran keluhan klinisnya. Semakin banyak virus yang masuk maka akan semakin berat gejala fisik yang muncul. ”Olehnya itu sepakat seluruh dunia mengatakan tinggal di rumah agar kemudian paparan virus ini semakin berkurang. Karena jika tidak nantinya akan berimplikasi pada keluhan fisik semakin lama semakin menjelek,” katanya.
Terkait upaya penanggulangan Covid-19 sudah lebih dari 27 ribu yang diperiksa spesimennya melalui pemeriksaan PCR dari 186 kabupaten/kota yang terindikasi ditemukan kasus positif Covid-19. Lebih dari 70 laboraturium yang sudah diaktifkan di seluruh Indonesia, artinya bahwa akses layanan pemeriksaan PCR sudah lebih merata lagi di seluruh Tanah Air.
Bantuan pun datang dari berbagai kalangan masyarakat. Donasi dari masyarakat saat ini sudah lebih dari Rp196 miliar. Namun demikian kasus Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Di antara penambahan kasus tersebut beruntung selalu terjadi penambahan pasien yang sembuh. ”Dengan bertambahnya pasien sembuh kita optimis pasien Covid-19 bisa sembuh dan jumlahnya akan terus bertambah dari waktu ke waktu,” kata Yuri.
Sebagian besar dari yang meninggal berada di kelompok usia di atas 50 tahun dan mempunyai penyakit komorbid di antaranya tekanan darah tinggi yang sudah menahun, diabetes menahun, dan beberapa dengan paru-paru yang kronis seperti asma, bronchitis, dan TBC. ”Keberhasilan penanggulangan Covid-19 adalah berbasis kepada kekuatan masyarakat untuk disiplin agar tetap di rumah, menjaga jarak, memakai masker saat ke luar rumah, dan tidak melaksanakan perjalanan ke manapun seperti pulang kampung,” ujarnya.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menambahkan, melihat kondisi yang ada, pemerintah menargetkan 78 laboratorium yang memiliki kapasitas dapat digunakan untuk menguji Covid-19 di seluruh Indonesia. ”Kami terus meningkatkan kemampuan laboratorium,” jelasnya.
Semula, lanjut Doni, hanya ada tiga laboratorium yang mampu melakukan uji penyakit menular seperti Covid-19 dan kini terus bertambah menjadi 12 unit selanjutnya menjadi 25 unit laboratorium dan akhirnya diharapkan sudah ada 78 laboratorium beroperasi di Tanah Air. Dalam kurun waktu satu bulan sejak Gugus Tugas dibentuk untuk menangani Covid-19 pada 13 Maret 2020, sedikitnya ada 800 ribu rapid test atau tes massal cepat yang telah didistribusikan.
Selain itu, Gugus Tugas juga sudah mendistribusikan 725 ribu alat pelindung diri (APD), 13 juta masker bedah dan 150 ribu masker N-95 kepada dokter, perawat dan tim medis lainnya. Sementara itu, untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah pemerintah, TNI/Polri, BUMN dan swasta, Doni menyebutkan saat ini sudah siap 635 rumah sakit rujukan dengan daya tamping 1.515 ruang isolasi untuk pasien gejala berat dan kritis.