JAKARTA - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyarankan agar pejabat pemerintah tidak mengeluarkan sejumlah pernyataan yang menimbulkan antipati baru, atau bahkan perlawanan dari rakyat. Jangan pula pernyataan itu melukai mereka-mereka yang justru ingin membantu pemerintah.
"Misalnya, dengan mudahnya mengatakan yang bersuara kritis itu pastilah mereka yang berasal dari pemerintahan yang lalu. Berarti pemerintahan yang saya pimpin dulu. Atau berasal dari kalangan yang tidak ada di kabinet sekarang ini," kata SBY dikutip dari artikel yang dipublikasi melalui akun facebook miliknya, pada Rabu (8/4).
SBY menilai, tuduhan gegabah seperti itu hanya akan membuka front baru. "Front yang sangat tidak diperlukan ketika harus bersatu menghadapi virus corona dan tekanan ekonomi yang berat saat ini." Katanya.
Ketua majelis tinggi Partai Demokrat ini juga bermohon agar pemerintah tidak alergi terhadap pandangan dan saran dari pihak di luar pemerintahan. "Banyak kalangan yang menyampaikan pikirannya, mungkin sedikit kritis, tetapi mereka-mereka itu sangat pro pemerintah. Juga sangat mendukung Presiden Jokowi." Ungkap SBY.
SBY menilai, berbahaya jika ada pihak yang menyampaikan pandangan kritisnya, dan kebetulan mereka itu pernah bertugas di pemerintahan sebelumnya atau sekarang tidak berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, lantas dianggap sebagai musuh pemerintah. Sebagai musuh negara.
"Menurut saya, pandangan dari pihak di luar pemerintah itu tetap ada gunanya jika pemerintah sudi untuk mendengarkannya," ujar SBY. (dal/fin).