JAKARTA - Untuk memenuhi permintaan pemerintah guna mitigasi pandemi corona atau Covid-19, industri tekstil di Tanah Air ditargetkan bisa memproduksi 18 juta potong masker dan Alat Pelindung Diri (APD) per bulan.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengatakan, puluhan industri tekstil mulai berakhir memproduksi masker dan APD.
“Sekarang kapasitas yang diproduksi per bulan hampir 18 juta. Ini hampir 36 perusahaan (yang memproduksi) yang tadinya enam perusahaan yang memproduksi masker hingga APD. Jadi kita harapkan setiap Minggunya bisa mencapai tiga juta,” ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI secara virtual, kemarin (8/4).
Pada pekan pertama ini, ia memperkirakan jumlah produksi akan menapai 2 juta per Minggu. Selanjutnya, kata dia, produksi didistribusikan kepada masyarakat termasuk kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BACA JUGA: Korban Tewas Corona di AS Nyaris Tembus 11 Ribu
Sementara itu, untuk ketersediaan sarung tangan karet masih tergolong aman. Dia menyebutkan, industri dalam negeri untuk sarung tangah mencapai 8,5 miliar potong per tahun. Alat itu diutamakan untuk para tenaga medis.“Pada prinsipnya Kemenperin mendorong sektor industri mendukung baik ketersediaan APD, masker, chloroquine, vitamin, hand sanitizer dan terakhir adalah ventilator,” ungkap dia.
Langkah mendorong industri tekstil memproduksi masker dan APD agar tak bergantung pada impor. Sebagaimana diketahui, saat ini negara di seluruh dunia membutuhkan alat kesehatan termasuk masker yang persediaannya semakin terbatas.
Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil mengatakan, permintaan tekstil yang datang dari pemerintah maupun swasta sebagai alternatif mengisi kekosongan produksi di tengah wabah corona. "Ya selain karena permintaan, hal ini juga bisa menjadi alternatif untuk mengisi kekosangan produksi akibat sepinya pasar," ujar dia.
Permintaan paling banyak, kata dia, datang dari pemerintah. Namun ia enggan menyebut berapa jumlah produksi atas permintaan pemerintah. Dia menjelaskan, total kapasitas yang dapat dihasilkan di dalam negeri mencapai 18 juta unit APD per bulan, dengan bahan baku yang juga ada di dalam negeri. "Bahan baku dari lokal ada. Kita lagi kembangkan APD dengan bahan kain, sehingga lebih mudah bahan bakunya dan lebih murah," tutur Rizal.
Industri tekstil lainnya, seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) juga mulai memproduksi masker nonmedis untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan Covid-19.
Melansir dari akun Instagram Sritex, pemesanan masker bisa dilakukan lewat pre-order dengan minimal pemesanan sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp5.500 per lembarnya (sudah termasuk PPN). Sritex juga bekerja sama dengan aplikasi daring Halodoc, dan masker dapat dibeli melalui aaplikasi tersebut dengan minimal 10 lembar dengan harga yang sama.(din/fin)