Dikatakannya, kini para tenaga medis yang ditolak pulang oleh tetangga mereka telah difasilitasi tempat tinggal.
"Masalah ini sudah diambilalih pimpinan (RSUP Persahabatan)," ujar Harif.
Manajemen RSUP Persahabatan, telah mengambil alih kebijakan untuk memfasilitasi tempat tinggal sementara bagi dokter maupun perawat yang ditolak pulang oleh tetangganya.
Selain tempat tinggal sementara, dokter dan perawat tersebut juga diberikan fasilitas kendaraan antar-jemput oleh Pemprov DKI.
"Barusan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) menyampaikan sudah disediakan tempat lengkap dengan kendaraan antar-jemput," katanya.
Ditegaskannya, pihaknya bakal mengadvokasi para tenaga medis dari seluruh wilayah jika memperoleh penolakan warga.
"Sekarang saya sedang coba menghubungi PPNI daerah untuk mengadvokasi ini," katanya.
Harif mengatakan, dokter dan perawat yang ditolak warga tersebut tinggal di kosan dan rumah yang jaraknya berdekatan dengan RSUP Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur.
Peristiwa penolakan oleh warga di sekitar domisili mereka tinggal terjadi sejak Minggu (22/3).
Laporan terkait penolakan itu datang dari dokter dan perawat bersangkutan yang disampaikan melalui organisasi setempat.
Harif mengaku belum mengetahui jumlah dokter maupun perawat yang ditolak oleh warga di tempat tinggal mereka.
"Jumlahnya enggak dilaporkan, tapi kejadiannya saja. Bukaan hanya perawat tapi ada dokter juga," katanya.(gw/fin)