100 Hari Firli Cs, Minim Prestasi

"Ini jelas menggambarkan bahwa para Komisioner KPK tidak memahami pentingnya menjaga independensi kelembagaan. Dalih sosialisasi pencegahan tidak dapat diterima dengan akal sehat karena strategi pencegahan sudah jelas alur, pendekatan, dan kebijakan-kebijakan teknisnya," tambah Kurnia.

Ketujuh, Komisioner KPK mengumumkan kepada publik terkait penghentian 36 perkara di tingkat penyelidikan. Tentu publikasi semacam ini tidak lazim dan belum pernah terjadi di KPK. Sebab, keseluruhan perkara tersebut masih dimungkinkan dilanjutkan ke tingkat penyidikan jika di kemudian hari ditemukan bukti tambahan.

"Selain itu dalam UU KPK, UU Tipikor, bahkan KUHAP sekali pun memang tidak pernah mengenal istilah publikasi penghentian di tingkat penyelidikan," tutup Kurnia.

Terpisah, Ketua KPK Firli Bahuri mengaku tak ambil pusing dengan kritikan yang dilontarkan ICW terkait kinerja lembaga antirasuah selama 100 hari pertama kepemimpinannya. Ia menyatakan, kritik tersebut bakal menjadi perhatian pihaknya guna meningkatkan kinerja KPK ke depan.

"Saya menghormati kritik dari kawan-kawan ICW. Selama ini mereka memang menjalankan tugas dan peran mengkritik," kata Firli ketika dikonfirmasi.

Firli menyatakan tak mempersoalkan kritikan yang disampaikan oleh ICW. Ia memandang kritikan tersebut sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian ICW terhadap KPK.

"Justru kami akan heran jika ICW memuji. Kalau ada yang mengkritisi itu menandakan bahwa itu kecintaan dan kepedulian kepada KPK, termasuk yang disampaikan oleh ICW" tuturnya.

Seperti diketahui, pemerintah telah melantik lima Komisioner KPK baru pada 20 Desember 2019 lalu. Mereka adalah Komjen Pol Firli Bahuri selaku ketua, serta empat wakil ketua masing-masing Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, dan Nawawi Pomolango. Kelimanya dilantik usai terpilih melalui mekanisme seleksi yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi (Pansel) bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (riz/gw/fin)