JAKARTA - Ijtima se-Asia yang digelar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, batal. Acara sebagai ajang silaturahmi umat muslim se-Asia yang sedianya dihelat 19—22 Maret dibatalkan demi mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.
Ketua Panitia Ijtima Dunia 2020 Zona Asia Ali Yubra dalam keterangannya mengatakan, pembatalan dilakukan berdasarkan anjuran dari pemerintah dalam rangka membatasi penyebaran virus corona. Atas dasar itu pelaksana Ijtima Asia ditunda.
Dikatakannya, poin penting dalam pembatalan tersebut, pertama adalah membatalkan kedatangan ulama-ulama dari Bangladesh dan Pakistan, yang sudah dilakukan panitia.
"Ulama-ulama dari Bangladesh dan Pakistan mestinya datang tanggal 18 Maret kemarin, tapi kita batalkan," ujarnya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (19/3).
BACA JUGA: Masturbasi Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh?
Langkah selanjutnya, adalah mempercepat proses pemulangan peserta warga negara asing yang tidak ada di medan Ijtima. Sedangkan terhadap warga negara asing yang sudah ada di tempat Ijtima, telah disiapkan tempat khusus untuk mengisolasi."Yang perlu kami sampaikan, jamaah-jamaah asing yang telah hadir di medan Ijtima ini adalah mereka yang sudah berada di Indonesia dua atau tiga bulan yang lalu, yang visanya masih berlaku, sebelum menyebarnya virus corona," jelasnya.
Adapun untuk jamaah lokal, akan dipulangkan secara bertahap secepatnya ke daerah asal mereka masing-masing.
"Demikian penyampaian ini kami sampaikan, semoga Allah SWT menyelamatkan kita semua dari wabah ini, dan semoga memberikan kebahagiaan sempurna kepada kita semua di dunia dan di akhirat," ucapnya.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengapresiasi langkah pembatalan tersebut.
BACA JUGA: Hingga Akhir Maret, Korban Bisa Meroket 8.000 Kasus
"Saya mengapresiasi kesediaan saudara-saudara pengikut Jamaah Tablig yang mengurungkan acara Ijtima di Gowa, Sulawesi Selatan, sesuai dengan arahan Pemerintah. Langkah tersebut sangat penting bagi upaya maksimal pencegahan virus Corona," katanya dalam keterangan resminya.Menurutnya, pertemuan dengan melibatkan peserta dalam jumlah besar berpotensi tinggi bagi penyebaran COVID-19. Wapres Ma'ruf mencontohkan Jamaah Tablig Akbar di Malaysia yang menyebabkan kasus COVID-19 di negara tersebut meningkat drastis.
"Sudah ada bukti, pertemuan Jamaah Tablig di Malaysia baru-baru ini menjadi tempat rawan penyebaran virus yang mendunia itu. Apalagi, pesertanya dari berbagai negara. Dalam pertemuan model seperti itu, kita rawan tertular, juga rentan menulari orang lain," jelasnya.
Diketahui, Menteri Kesehatan Malaysia, Dr Adham Baba, seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Kamis (19/3) mengumumkan 110 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sekitar 63 kasus di antaranya diyakini berkaitan dengan tablig akbar di Masjid Jamek, Sri Petaling, yang digelar 27 Februari hingga 1 Maret lalu dan dihadiri nyaris 20 ribu orang dari berbagai negara. Total 900 kasus virus Corona terkonfirmasi di Malaysia.
Untuk itu, Ma'ruf mengingatkan agar masyarakat menghindari kerumunan orang, apalagi dengan orang asing, menjadi upaya efektif untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Anjuran untuk menghindari bahaya penyebaran virus Corona itu juga sudah sesuai dengan kaidah agama Islam.
Bagi umat Islam, agama mengajarkan untuk menjauhi bahaya dan mengutamakan keselamatan, baik keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
"Ada kaidah dar'ul mafaasid muqodam ala jalbil mashalih (dahulukan menghindari kerusakan ketimbang menjalankan kebaikan). Islam adalah agama salam, menebar keselamatan, menyebar rahmat bagi seluruh alam," terangnya.
BACA JUGA: 4.000 kg Gula Oplosan Siap Edar Diamankan
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengungkapkan apresiasi yang sama."Penundaan tersebut semata demi alasan kemanusiaan dan kemaslahatan yang lebih luas," katanya.