Jika kelompok tersebut tidak ada akses atau layanan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya, apa yang akan terjadi? Bagaimana cara kelompok tersebut memenuhi kebutuhannya? Bagaimana jika situasi sudah semakin mendesak mereka untuk harus mendapatkan kebutuhan hidupnya?
BACA JUGA: Tompi: Hai Pemangku Kebijakan, Lockdown jangan Ngeyel!
Lebih lanjut Stanislaus mengungkapkan, dalam konteks di Indonesia saat ini yang paling penting bukan keputusan pemerintah untuk menentapkan situasi lockdown, namun justru kedisiplinan dan partisipasi masyarakat untuh hidup sehat yang lebih penting. ”Masyarakat harus yakin pemerintah melakukan upaya yang luar biasa dalam mendeteksi dan mencegah Covid-19 semakin meluas. Upaya-upaya pemerintah ini harus didukung dengan perilaku masyarakat agar ruang bagi penyebaran Covid-19 dapat dipersempit,” imbuhnya.Dengan menunda perjalanan dan hanya melakukan aktivitas di luar rumah jika sangat perlu merupakan bentuk perilaku yang sangat membantu dalam penanganan pandemi Covid-19. "Sementara masyarakat lain yang bekerja secara informal dapat tetap melakukan aktifitasnya secara produktif, tentu saja dengan kewaspadaan tinggi dan perilaku hidup sehat agar tetap aman dari serangan Covid-19," kata Stanislaus.
BACA JUGA: Kenapa Minion Tumbang, Ternyata Ini Penyebabnya
Dalam kondisi saat ini maka pembatasan, seperti meminta pekerja yang usianya di atas 50 tahun dan yang sedang dalam kondisi tidak sehat untuk bekerja di rumah, bisa dilakukan oleh pemerintah. ”Layanan vital kepada publik harus dipastikan tetap berjalan seperti yang terkait dengan pangan, listrik, air, kesehatan, keamanan dan lainnya. Pembatasan ini lebih kepada mencegah orang yang rentan dan berisiko supaya tidak terpapr atau menularkan Covid-19 kepada orang lain,” terangnya.Urgensi lockdown dalam penanganan pandemi Covid-19 kata ia tentu harus dibandingkan juga dengan kebutuhan hidup masyarakat secara luas. Dampak lockdown bagi masyarakat bermanfaat bagi masyarakat tertentu tetapi juga akan merugikan bagi masyarakat lainnya.
Jika melihat realita di Indonesia, yang tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan negara maju yang tingkat ekonomi dan kulturnya berbeda, maka pembatasan-pembatasan tertentu lebih tepat dilakukan daripada memaksakan totally lockdown. ”Penerapan totally lockdown di Indonesia perlu dipikirkan lebih jauh lagi,” pungkasnya. (dim/fin/ful)