News . 10/03/2020, 15:15 WIB
SURADADI - Tiga kecamatan di wilayah Pantura Kabupaten Tegal berstatus waspada virus corona atau Covid-19. Ketiga kecamatan itu yakni Kramat, Suradadi dan Warureja. Status waspada ini mengingat di wilayah tersebut banyak tenaga migran di luar negeri. Mayoritas mereka berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
"Warga kami memang banyak yang berprofesi sebagai ABK di luar negeri. Khusus di Kecamatan Suradadi sekitar 2500 orang," kata Camat Suradadi Akhmad Susiyanto, saat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RSUD Suradadi menggelar simulasi penanganan dugaan pasien yang terpapar virus corona di Desa Suradadi, Senin (9/3). Simulasi dihadiri Anggota DPR RI Dewi Aryani, Direktur RSUD Suradadi dr Ruzaeni, Kapolsek Suradadi, Komandan Koramil Suradadi, Kepala Desa Suradadi Slamet Riyono, dan sejumlah warga setempat.
Menurut dia, sejauh ini memang belum ada warga di Kecamatan Suradadi yang terendus virus corona. Namun, pihaknya tetap waspada karena warganya banyak yang mencari nafkah di luar negeri. Selain ABK, ada beberapa warganya yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga dan sektor perindustrian.
"Saya sudah sering mengimbau kepada seluruh kepala desa supaya melaporkan ke kami setiap ada tenaga migran yang baru pulang. Hal ini untuk pencegahan adanya virus corona," ujarnya.
Kepala Desa Suradadi Slamet membenarkan jika warganya banyak yang menjadi ABK di luar negeri. Walau demikian, mereka masih kerap berkomunikasi dengan keluarganya di rumah. Sepertinya mereka tidak terjangkit Covid-19.
"Kami saat ini masih mendata berapa banyak yang menjadi ABK di luar negeri. Setiap warga yang pulang, kami selalu mengecek dan berkunjung ke rumahnya," kata Slamet.
"Biasanya, kalau Lebaran mereka pulang. Kalau pas pulang, pemerintah harus mendatanya. Barangkali ada yang terkena virus corona, sehingga bisa secepatnya ditangani," saran DeAr, sapaan akrab Anggota Komisi IX yang membidangi Kesehatan ini.
Dia mengapresiasi RSUD Suradadi yang telah menggelar simulasi ini. Meski hanya sebagai rumah sakit satelit, tapi peralatannya cukup memadahi. Bahkan, rumah sakit ini satu-satunya di Indonesia yang berhasil melaunching Satgas Mobile Covid-19. Ini harus dijadikan contoh rumah sakit daerah lainnya. Satgas ini jemput bola ke rumah warga, karena warga enggan saat datang kerumah sakit untuk memeriksakan diri.
"Kami akan bantu pembuatan baliho pencegahan Virus Corona keseluruh desa di Kabupaten Tegal," kata Dewi.
Sementara, Direktur RSUD Suradadi dr Ruzaeni mengemukakan, rumah sakit yang dikelolanya itu hanya satelit. Sehingga tupoksinya hanya pemeriksaan awal apakah pasien mengidap virus corona atau tidak. Jika ada kecurigaan, maka pasien akan dirujuk ke RSUD dr Soeselo Slawi. Untuk menangani pasien tersebut, pihaknya juga sudah membentuk Satgas Mobile Covid-19. Satgas itu bekerja jemput bola kerumah pasien untuk melakukan pemeriksaan sementara.
"Sebagai rumah sakit satelit, kami sudah menyiapkan ruang isolasi dengan fasilitas enam bad. Alat Pelindung Diri (APD) kami juga sudah ada," ucapnya.
Dia berharap, jika ada warga yang mengalami batuk atau sesak nafas supaya secepatnya ke puskesmas terdekat. Dikhawatirkan, sesak nafas dan batuk itu terjangkit virus corona. "Masyarakat harus tetap waspada, yang penting jangan panik," pungkasnya. (yer/gun)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com