News . 07/03/2020, 11:50 WIB
JAKARTA - Benih wabah Virus Corona (Covid-19) terus menyebar. Pemerintah sendiri telah memberikan ilustrasi dampak dan kondisi nyata virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu. Jika awalnya hanya dua, kini bertambah menjadi empat orang terjangkit virus yang telah membunuh 3.412 orang dari 100.704 kasus yang kini masih ditangani sejumlah negara.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto, sebagai juru bicara terkait penanganan wabah virus Corona, kembali memberikan warning terhadap kasus ini. ”Perkembangannya virus ini terus menjadi perhatian. Proses penelusuran pun dilakukan secara masif dan menyebar,” terang Yurianto, saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3).
Data statistik worldometers, laman penyedia informasi statistik independen yang telah menjadi rujukan berbagai lembaga dunia, per Jumat (6/3) menunjukkan 100.704 jiwa dilaporkan positif tertular virus dan jumlah korban tewas mencapai 3.406 jiwa.
Akibat jumlah pasien dan korban jiwa yang terlampau banyak, masyarakat Indonesia khususnya di berbagai negara dilanda ketakutan dan kepanikan massal. Tidak hanya itu, wabah juga sempat memicu aksi kekerasan dan intimidasi berbasis rasial terhadap warga asal Cina dan negara di Asia Timur lainnya.
Nah, dari keseluruhan ini sudah tentu termasuk dua kasus positif yang kita laporkan sebagai kasus satu dan kasus dua, itu sudah berada di rumah sakit. Kemudian ada 13 kasus suspect, ini juga berada di rumah sakit dan dalam kondisi diisolasi. Kemudian, yang lainnya negatif,” ungkapnya.
Disingung soal perkembangan terakhir observasi yang dilaksanakan dari anak buah World Dream, Yuri mengatakan, memasuki hari yang ke-6 sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. ”Keseluruhannya dalam keadaan sehat. Dan 188 ini pun pemeriksaan virusnya negatif,” ujarnya.
Selama observasi, lanjut dia, dengan pemeriksaan kesehatan pagi dan sore yang dilaksanakan tidak ada satu pun yang sakit, baik secara psikologis maupun fisik tidak ada permasalahan sehingga diharapkan dalam waktu tidak lama lagi setelah 14 hari akan dilakukan pemeriksaan lagi dan kemudian bisa dikembalikan ke keluarga masing-masing. ”Dari 188 ini ada 16 ABK (Anak Buah Kapal) wanita, dan salah satunya dalam kondisi hamil 3 bulan, suaminya juga ada di sana. Kondisi kehamilan dan Ibunya bagus, tidak ada masalah,” terangnya.
”Kemudian yang kedua, dari ABK Diamond Princess jumlah adalah 69 yang kita jemput. Dan kemudian sekarang sudah ada di Sebaru. Dari 69 ini ada satu yang kita pisahkan, meskipun kondisi fisiknya baik, tetapi kita mencurigai kemungkinan suspect dia tertular Covid-19 dan sekarang sudah kita isolasi di Rumah Sakit Persahabatan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yuri pun menyampaikan ada 10 orang tim medis yang bersama-sama menjemput ke Jepang dan ini juga diminta untuk melaksanakan layanan sekaligus observasi, karena termasuk kategori kontak dekat. ”Data awal untuk 10 tenaga medis ini seluruhnya negatif, dan nanti hasilnya bagus. Kemudian kita bantu juga dengan penambahan 20 tim medis, sehingga totalnya nanti akan menjadi 30 untuk mendukung khusus Diamond Princess,” katanya.
Sampai saat ini, tidak ada laporan di antara pegawai tersebut yang mengalami masalah dengan kesehatannya sehingga harapannya kondisi ini tetap baik sampai dengan observasi selesai. Klaster Jakarta, lanjut Yuri, informasinya adalah bagian yang diduga keras memiliki kontak dekat dengan kasus 1 yang sudah diumumkan beberapa waktu lalu dari sebuah perkumpulan, saat ini sudah bisa di-tracking 25 orang dan masih akan dikembangkan terus.
”Tetapi 25 orang ini tidak seluruhnya kami lakukan pemeriksaan virus, karena ternyata juga tidak seluruhnya kontak dekat, hanya dia berada di event yang sama. Namun, yang betul-betul kontak dekat sudah kami lakukan pemeriksaan dan saat ini sedang kita observasi di rumah sakit untuk empat orang yang kita duga kuat ini suspect positif,” imbuhnya.
Terpisah Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) dr Dyani Kusumowardhani mengatakan mereka memiliki enam dokter spesialis paru yang bekerja secara tim untuk menangani pasien positif Covid-19 (virus corona). ”Sekarang kami punya tim dokter spesialis paru, ada enam. Memang enggak enam-enam (terjun untuk satu pasien), tapi satu-satu dulu dan kerja semua kerja tim," kata Dyani.
Dokter spesialis paru itu juga bekerja sama dengan dokter lainnya, misalnya seperti dokter spesialis gizi, dokter spesialis rehabilitasi medis dan dokter spesialis penyakit dalam apabila diperlukan konsultasi untuk gejala penyakit yang lain.
Enam dokter itu, kata Dyani, mulai bekerja ketika pasien suspect Covid-19 dirujuk oleh rumah sakit lain. ”Kalau (pasien) rujukan dari luar, pasien itu tidak lewat instalasi gawat darurat lagi. Langsung masuk ruang isolasi, akan ditangani oleh tim yang disebut tadi," kata Dyani. Tugas mereka yang pertama adalah mengambil sampel cairan dari tenggorokan pasien untuk diuji di laboratorium penelitian dan pengembangan kesehatan. Selain itu, pengecekan juga dilakukan dengan mengambil sampel darah, foto rontgen, dan standar pengecekan lainnya.
Mereka yang melakukan pengecekan di dalam ruang isolasi RSPI SS diharuskan memakai pakaian pelindung diri dari penyakit menular. ”Untuk semua petugas medis yang menangani pasien harus memakai alat perlindungan diri yang lengkap, seperti yang disebut baju astronot itu. Karena kita enggak kontak langsung dengan pasien karena ada risiko untuk tertular, maka harus memakai itu," kata Dyani.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com