Real Madrid 1-2 Man City: Petaka Skema Kamuflase

fin.co.id - 28/02/2020, 06:15 WIB

Real Madrid 1-2 Man City: Petaka Skema Kamuflase

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

MADRID - Zinedine Zidane tak banyak bicara. Dengan langkah gontai, ia meninggalkan Santiago Bernabeu usai Real Madrid takluk 1-2 oleh Manchester City tepat di depan pendukungnya sendiri. Ekspektasinya untuk menggulung wakil Inggris itu tak kesampaian. Datang dengan kekuatan penuh, semua harus berantakan di sepuluh menit jelang laga bubar.

Pelatih Man City Josep Guardiola benar-benar luwes, malam itu. Ia datang dengan kepala tegak. Kendati dua tahun ke depan timnya bakal dilarang berlaga di Liga Champions, tak ada yang menyangka ia tetap pede mencoba skema 4-4-1-1.

Bagi para punggawa Bayern Munchen, skema sedikit nyeleneh tersebut tak aneh. Saat melatih Munchen, Pep, sapaan akrab Guardiola, juga pernah mencoba formasi ini di musim 2013-2014. Ya, bagi mereka ini adalah formasi kamuflase. Formasi ini tidak jauh berbeda dari formasi 4-4-2, akan tetapi pada formasi ini terdapat empat pemain bek, empat pemain gelandang, satu pemain striker dan satu second striker. Tidak hanya merubah gaya bermain, para pemain pun mengalami rotasi total.

Dalam laga kemarin, Pep mendapuk Kevin de Bruyne sebagai second striker. Posisi ini membuat pemain Belgia itu menjadi playmaker serangan. Daya kreativitas yang tinggi, membuatnya bisa adil mendistribusikan bolanya ke tengah dan striker utama. Urusan target man, Pep memilih penyerang sayap Bernardo Silva sebagai striker tunggal.

Tiga punggawa penting The Citizen seperti Sergio Aguero, Fernandinho, dan Raheem Sterling tidak dimainkan Pep sejak menit awal. Sosok pengganti Aguero, Gabriel Jesus masuk menjadi starter, sayangnya posisinya berperan sebagai gelandang serang kiri.

Di pertandingan sepenting melawan Real Madrid, Guardiola berani melakukan eksperimen. Itulah yang membuat publik jadi mengernyitkan dahi. Pasukan Guardiola tampil agresif dengan 16 percobaan, separuh diantaranya tepat sasaran. Berbanding terbalik dengan Real Madrid yang hanya mengemas sembilan percobaan dan tiga on target.

Skema 4-4-1-1 memang membuat para pemain City menggila. Sempat unggul lebih dulu lewat gol Isco pada menit ke-60, skor kemudian kembali imbang setelah The Citizens mencetak gol balasan kreasi Gabriel Jesus (78’). Petaka muncul saat bek Madrid Dani Carvajal melanggar Raheem Sterling di kotak terlarang. Kevin De Bruyne yang maju sebagai eksekutor berhasil membuat fans Madrid terdiam hingga laga berakhir 2-1 untuk kemenangan Man City. The Citizen membawa tiga poin dan meninggalkan Zidane dan pemain Los Merengues yang masih tertegun di Santiago Bernabeu.

Taktik yang sukar ditebak, formasi yang selalu berubah, dan rotasi pemain yang mengejutkan itu membuat The Citizen menjadi salah satu tim yang patut diwaspadai ketika mengalami perubahan taktik. Usai laga, Pep Guardiola memuji perjuangan anak asuhnya yang mampu bermain cemerlang. Kendati demikian, ia tak mau jemawa karena masih ada leg dua yang akan digelar pada 19 Maret mendatang. "Ini hanya bagian pertama, ini bukan tiga poin. Tapi tentu saja itu hasil yang baik," kata Guardiola kepada BT Sport.

"Saya sangat bangga tentu saja tetapi itu hanya baru langkah pertama, kami memiliki permainan lain, ini belum berakhir. Jadi tenang, nikmatilah, nikmati momennya," paparnya.

Di sisi lain, entrenador Real Madrid, Zinedine Zidane, mengakui semua berubah di sepuluh menit jelang laga usai. Ia juga menyesalkan hukuman penalti tersebut. "Setelah 10 menit terakhir, semuanya berubah. Kesalahan itu menyakitkan karena kita memang pantas menang,” ujar Zidane, melansir dari laman resmi Real Madrid.

“Sebelum sepuluh menit terakhir kami melakukan apa yang kami bisa untuk menang dan bermain dengan baik. Kami tidak pantas kalah. Saya tidak berpikir ada pemain yang bisa disalahkan,” tandasnya. (fin/tgr)

Admin
Penulis