Sampai saat ini baru ada 187 daerah yang sudah selesai pencetakan, sisanya ada sekitar 300-an daerah lagi yang masih proses pencetakan sampai dengan Maret 2020 karena jumlah printer yang terbatas. ”Maka dari itu, bagi daerah yang ingin cepat mencetaknya menambah printer dari dana APBD,” kata Zudan.
Zudan mengatakan kondisi di daerah bahwa ada satu Kabupaten cuma memiliki dua printer, maksimal bisa mencetak E-KTP 400-500 keping.”Jadi kalau beban dia 10.000 keping, berarti baru selesai 20 hari ke depan. Berarti kan akhir Maret baru bisa selesai,” kata Zudan.
Diakuinya, di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Bekasi, dan Bandung, 560.000 keping sudah selesai dicetak E-KTP warganya.”Kami beri 560.000 keping sudah habis, tercetak semua. Jadi di DKI Jakarta, sekarang tinggal yang reguler, yaitu yang datang baru, cetak, datang lagi yang baru, cetak,” kata Zudan.
Ketika ditanya apakah semuanya di lima kota yang ia sebut bisa langsung dicetak ketika ada permintaan datang, Zudan mengatakan biasanya Dukcapil di daerah akan membuat daftar antrian. Karena kemampuan teknis satu printer di Dukcapil per hari hanya bisa mencetak 200-250 keping e-KTP.
”Kalau sehari datang 300 permintaan e-KTP, pasti antri tuh. Karena sehari hanya bisa mencetak 200-250 keping. Kemampuan teknisnya seperti itu. Kebutuhan yang kami rasakan sejak pileg, pilpres kemarin dan Pilkada 2018. Ketika akan ada pilkada atau pemilu, minat mencetak tinggi sekali,” ungkap Zudan. (fin/ful)