JAKARTA - Di tengah mewabahnya virus corona, aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia sebesar USD490 juta atau setara Rp6,7 triliun sejak Januari hingga akhir Februari ini. Angka ini meningkat lantaran membaiknya indikator persepsi investor, khususnya investor asing.
"Total dana yang masuk USD490 juta (year to date)," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti di Jakarta, kemarin (26/2).
Dia menilai, investor asing percaya diri terhadap perekonomian Indoenesia pada 2020 setelah mengalami penurunan pada 2019.
Berdasarkan data Bi, total modal masuk ke pasar keuangan Indonesia sejak 1 Januari hingga mendekati akhir Januari sangat pesat. Kenikan itu berubah ketika pemerintah Cina mengumumkan kasus virus Corona pertama seusai Tahun Baru Imlek.
"BI sampai dibilang enggak usah intervensi, lho kita enggak intervensi kok ini karena market. Eksportir jual Dolar AS. Semuanya confidence sampai ada virus corona inflow kita drop," kata dia.
Lanjut dia, virus corona menyebabkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami penurunan cukup dalam. Namun, BI terus berupaya menjaga stabilitas Rupiah agar tidak terkoreksi lebih dalam lagi.
"Kami berupaya men-smoothing volatility. Akhirnya, inflow stabil dan tidak turun lebih jauh walaupun virus Corona masih ada," ucap dia.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Pieter Abdullah sebelumnya mengatakan, virus corona akan berdampak negatif terhadap ekonomi global dan Indonesia.
Menurut dia, wabah virus corona memunculkan kekhawatiran yang besar dan mengakibatkan sentimen negatif di pelaku pasar keuangan, yang akan mengakibatkan pasar modal global memerah dan mengakibatkan Rupiah melemah.
“Wabah virus corona memunculkan kekhawatiran yang besar dan mengakibatkan sentimen negatif di pelaku pasar keuangan. Kekhawatiran akan masa depan ekonomi global mendorong mereka untuk menempatkan dana mereka kepada bentuk investasi yang lebih aman," katanya.
Akibatnya, lanjut dia, aliran modal ke negara-negara berkembang tertahan termasuk ke indonesia. "Dampaknya pasar modal global memerah demikian juga dengan pasar modal indonesia langsung merosot dan rupiah melemah,” tukas dia.(din/fin)