LYON - Di Babak 16 Besar Liga Champions, Lyon dan Atalanta menjadi tim underdog yang paling ditunggu dalam gelaran Eropa musim ini. Dari keduanya, hanya Atalanta yang sudah mendapat angin segar usai menggulung wakil Spanyol, Valencia 4-1 di San Siro, Milan, pekan lalu.
Kini giliran Lyon yang akan menjamu Raksasa Italia, Juventus, dini hari nanti (Live Champions TV 2/Vidio.com Pukul 03.00 WIB). Datang sebagai tim tuan rumah, Lyon yang masih terseok-seok di pentas domestik tersebut masih penasaran mengalahkan Si Nyonya Tua.
Ya, Les Gones, julukan Lyon belum pernah menang melawan Bianconerri. Dari empat pertemuan terakhir, anak asuh Rudi Garcia baru meraih satu poin dari hasil satu seri dan tiga kali kalah.
Penderitaan Lyon tak berhenti di situ saja. Dalam laga di Groupama Stadium, Rudi Garcia tak bisa menurunkan para bintangnya. Lima pemain yang mengisi posisi penting harus menepi akibat cedera. Termasuk sang top scorer, Memphis Depay.
Pemain yang sudah mengemas lima gol di fase grup itu dan koleganya, Jeff Reine-Adelaide tumbang saat menjamu Rennes dalam lanjutan Ligue 1, pertengahan Desember lalu.
Cedera ACL itu memaksa Depay absen hingga akhir musim karena pemulihan yang harus dijalani membutuhkan waktu setidaknya hingga enam bulan ke depan. Praktis, musim ini berakhir dini untuk mantan pemain Manchester United itu.
Ketimpangan itu menjadi kans bagus bagi sang raksasa Italia untuk merebut kemenangan di kandang lawan. Namun, bagi pelatih Lyon, Rudi Garcia harapan untuk menggulung Juventus masih terbuka lebar.
Mantan pelatih Roma itu mengklaim bahwa ia bakal memberikan selebrasi violin-nya yang terkenal kepada para pemain Juventus yang dianggapnya cengeng di Liga Champions.
Selebrasi violin imajiner dibuat Garcia saat wasit menghadiahi gol penalti Juventus saat melawan Roma. Gol penalti membuat Roma kalah 3-2, paruh pertama Musim 2014-2015.
Pria asal Perancis tersebut menanggapi penalti pertama yang diberikan kepada Juventus dengan menunjukkan gerak isyarat memainkan violin. Perintah meninggalkan lapangan pun diberikan oleh wasit Gianluca Rocchi.
"Violin itu tetap ada di lemariku, ketika saya meninggalkan Italia," katanya kepada Corriere dello Sport, kemarin.
“Itu (gerakan violin imajiner) adalah gerakan yang datang kepada saya secara naluriah. Violin untuk bagi pemain Juventus yang cengeng," tambahnya.
Baginya, penalti tersebut tidak terjadi jika saat itu Serie A sudah memakai teknologi VAR. " Beruntunglah kami, ada VAR membuat keputusan lebih tepat," katanya.
Di sisi lain, lini serang Lyon akan menghadapi pekerjaan yang tak gampang. Kembalinya kapten Giorgio Chiellini, membuat Pasukan Maurizio Sarri pun bisa lebih fokus dalam menyerang.
Sang bintang, Cristiano Ronaldo bakal jadi ujung tombak di lini depan bersama Paulo Dybala dan Juan Cuadrado.